Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ada-Ada Saja! Tikus Nongol di Pesawat Bikin Heboh Penumpang
Advertisement . Scroll to see content

Tembus Ganasnya Rimba Papua, Begini Kisah Kapten Kopassus Bikin Kesal Prajurit Belanda

Selasa, 23 November 2021 - 07:05:00 WIB
Tembus Ganasnya Rimba Papua, Begini Kisah Kapten Kopassus Bikin Kesal Prajurit Belanda
Kopassus diterjunkan dalam operasi pembebasan Irian Barat (Papua). (Foto: kopassus.mil.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Infiltrasi pasukan TNI terus dilakukan pada tahun 1962 untuk membebaskan Irian Barat (Papua saat ini) dari cengkeraman Belanda. Termasuk penerjunan satu detasemen RPKAD (Kopassus saat ini) yang dipimpin Kapten Benny Moerdani.

Pengerahan pasukan Kopassus yang dinamakan Operasi Naga itu tak berjalan mulus. Rimba Papua yang ganas bukanlah sesuatu yang akrab bagi prajurit bahkan untuk pasukan terlatih seperti Kopassus sekalipun. Kurangnya persiapan disebut-sebut menjadi biang gugurnya sejumlah prajurit dalam operasi ini.

Dalam buku “Kopassus untuk Indonesia, Profesionalisme Prajurit Kopassus”, kekacauan sudah terjadi menjelang pendaratan di mana urutan penerjun tidak sesuai kesepakatan, di samping para prajurit mengeluh beratnya beban ransel mereka yang mencapai 30 kg. Parahnya lagi prajurit terjun 30 km lebih ke utara dari dropping zone karena peta yang digunakan tidak akurat.

Angin kencang juga membuat pendaratan dari sejumlah pesawat Hercules tak berjalan mulus meski pesawat-pesawat sudah terbang serendah mungkin dan saling berdekatan. Akibatnya banyak pasukan yang tidak bertemu dengan rekannya hingga gencatan senjata tiga bulan kemudian, bahkan ada yang hilang sampai sekarang.

Penerjunan pasukan di malam hari juga membuat banyak prajurit tersangkut di pohon-pohon Papua yang tingginya mencapai 30-40 meter. Mereka kesulitan turun karena hanya dibekali tali sepanjang 20 meter. Selain itu ada juga pasukan yang mendarat di rawa-rawa dan langsung tenggelam karena ransel 30 kg yang mereka bawa.

Situasi itu membuat Kapten Benny Moerdani tak hilang akal. Dirinya sudah merencanakan agar prajurit melakukan konsolidasi di hari kedua setelah penerjunan. Setelah mengembalikan kondisi ke siap tempur, peralatan radio, cadangan amunisi, logistic cukup serta keberadaan komandan, pasukan Operasi Naga ini langsung bergerilya menuju jantung pertahanan Belanda di Merauke.

Setelah melewati tantangan alam, kali ini pasukan Kopassus harus beberapa kali berhadapan dengan Koninklijke Mariniers atau Angkatan Laut Kerajaan Belanda. Pada 28 Juni 1962, mereka memergoki dua perahu motor dan satu kapal sungai mendaratkan marinir Belanda di hulu Sungai Kumbai. Pasukan Kopassus yang sudah bersiap di pinggir sungai segera menembaki mereka hingga mundur dan melarikan diri ke arah Merauke.

Meski upaya diplomasi antarnegara terus berjalan, pertempuran-pertempuran sengit masih terjadi di hutan-hutan Merauke. Siasat Kapten Benny Moerdani ternyata mampu membuat pasukan Belanda kelimpungan. Bahkan Belanda sempat mengeluarkan pengumuman akan memberi 500 gulden bagi siapa saja yang mampu meringkus Benny Moerdani.

Namun usaha tersebut berkali-kali gagal. Hingga akhirnya disepakati gencatan senjata dan pasukan Operasi Naga dijamu makan di markas marinir Belanda. Dalam momen itu pasukan Belanda mengaku sangat kesal dengan siasat Benny Moerdani. Mereka menunjukkan jaket pasukan Kopassus yang pernah mereka sita dijadikan sasaran lempar pisau saking kesalnya terhadap Kapten Benny Moerdani.

Tepat pada Hari Pahlawan 10 November 1962, Kapten Benny yang dinaikkan pangkatnya menjadi Mayor bertugas sebagai inspektur upacara peremian Taman Makam Pahlawan Trikora di Merauke. Di sana mereka mengenang 10 prajurit yang gugur serta tujuh prajurit hilang dalam Operasi Naga. Delapan prajurit gugur saat mendarat di rawa, seorang prajurit gugur karena diserang penduduk setempat, dan seorang lainnya gugur karena sakit.

Dalam kondisi kekurangan prajurit seperti itu, pasukan Kopassus mampu menawan 500 pasukan Belanda yang didatangkan dari Biak untuk mempertahankan Merauke.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut