JAKARTA, iNews.id – Memasuki musim hujan, masyarakat sejumlah daerah di Pulau Jawa akhir-akhir ini diresahkan dengan kemunculan ular kobra jawa (Naja sputatrix), tak terkecuali Ibu Kota Jakarta. Ular-ular itu beranak pinak di permukiman warga, sehingga dapat mengancam manusia oleh gigitan mereka yang berbisa.
Atas fenomena itu, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih mengingatkan, serum antibisa atau penawar bisa ular harus tersedia di seluruh fasilitas kesehatan primer atau di setiap puskesmas. “Serum penawar racun ular harus tersedia di layanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat, yaitu di puskesmas, bukan hanya di rumah sakit,” kata dia di Jakarta, Selasa (17/12/2019).
Miliarder John Catsimatidis Frustrasi setelah Zohran Mamdani Jadi Wali Kota Muslim Pertama New York City
Faqih menjelaskan, penanganan pada pasien dengan gigitan ular berbisa harus sesegera mungkin, sebelum bisa hewan itu menyebar ke organ tubuh lain. Apalagi, peristiwa gigitan ular berbisa dapat menyebabkan kematian. “Serum itu begitu bisa ular masuk, dilawan antidotumnya. Itu harus di primer (puskesmas), jangan di RS besar,” ujar Daeng.
Dia menjelaskan, Kementerian Kesehatan bertanggung jawab untuk menyediakan serum antibisa ular di puskesmas mengingat maraknya kemunculan ular berbisa di rumah-rumah warga. “Kemenkes yang tanggung jawab (pengadaan serum antibisa) kalau enggak ada,” tutur dia.
Belakangan ini, banyak kejadian ular kobra muncul di lingkungan warga, seperti tempat tinggal dan taman bermain anak. Kasus munculnya ular kobra antara lain terjadi di Depok Jawa Barat, sejumlah wilayah Jakarta, Sukabumi Jawa Barat, dan beberapa wilayah lainnya.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Kristi Watini menyebutkan, saat ini serum antibisa ular belum didistribusikan di tingkat puskesmas dan hanya tersedia di beberapa rumah sakit. “Ada tujuh rumah sakit yang menyediakan serum antibisa ular di DKI Jakarta, yakni RSUD Tarakan, RS Suyoto, RSUP Fatmawati, RSUD Cengkareng, RS Cipto Mangunkusumo, RSPI Sulianti, dan RS Fatmawati,” kata dia.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku