Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Marak Fenomena Perceraian ASN gegara Mutasi 10 Tahun, DPR Buka Suara
Advertisement . Scroll to see content

Terungkap, Ini Penyebab Keracunan Massal MBG di Bandung Barat

Sabtu, 27 September 2025 - 09:35:00 WIB
Terungkap, Ini Penyebab Keracunan Massal MBG di Bandung Barat
Ilustrasi MBG di Bandung Barat. (Foto: iNews Media Group/Arif Julianto)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Komisi IV DPR RI menemukan akar masalah yang membuat kasus keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Diketahui, penyebabnya karena ada kesalahan di proses memasak.

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Bandung Barat, korban keracunan MBG mencapai sekitar 1.000 orang sejak Senin (23/9/2025). Anggota Komisi IV DPR RI, Rajiv pun mengungkapkan bahwa kesalahan teknis dilakukan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“Perwakilan BGN mengatakan SPPG itu memasak terlalu awal sehingga masakan terlalu lama. Nah, saya minta jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali,” ucap Rajiv dikutip Sabtu (27/9/2025).

Ia pun mengaku sangat prihatin dengan peristiwa tersebut dan berharap tak akan terulang lagi.

Rajiv menyebut, korban keracunan MBG mengalami gejala pusing, sakit perut, mual dan sesak napas usai mengonsumsi MBG di sekolahnya. Bahkan, ketika mereka sudah diobati dan pulang ke rumah, gejala para korban bisa kambuh lagi.

“Jadi mereka sudah diobati di Posko KLB Keracunan MGB, dibolehkan pulang. Begitu sampai di rumah, mereka kambuh lagi akhirnya balik lagi berobat,” ujarnya.

Ia pun mendorong pemerintah daerah (Pemda) bersama instansi terkait untuk memperketat pengawasan distribusi bahan pangan, serta memastikan edukasi keamanan pangan sampai ke masyarakat.

Terlebih, kasus keracunan massal program MBG seperti ini bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Ia meminta pemerintah dan stakeholders lebih serius memperketat pengawasan mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga proses distribusinya.

"Apa gunanya kita bicara swasembada, kalau makanan yang beredar justru membuat masyarakat sakit? Kedaulatan pangan bukan hanya soal ketersediaan, tapi juga soal keamanan. Ini tugas besar yang harus segera kita bereskan,” ucap Rajiv.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut