TGB Dukung Jokowi, Fadli Zon: Tergantung Kekuatan Iman
JAKARTA, iNews.id – Dukungan politik Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi kepada Presiden Joko Widodo dinilai tidak memberikan pengaruh signifikan dalam peta politik Pilpres 2019.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, keputusan TGB memberikan kepercayaan kepada Jokowi untuk melanjutkan periode kedua pada pemerintahan mendatang adalah hak masing-masing warga negara. Menurut dia, itu hak dari setiap orang mau memilih siapa pun dan tentu ada perhitungannya tersendiri.
Fadli pun melontarkan candaan menanggapi sikap politik TGB tersebut. "Itu tergantung kekuatan iman, kalau sudah mengambil sikap boleh memilih, bagaimana pilihan itu sesuai atau tifak,” katanya di Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Wakil Ketua DPR ini mengatakan, tidak ada masalah dengan dukungan TGB kepada Jokowi sebab arah dukungan tersebut tidak berpengaruh banyak pada pilpres mendatang. Dia tetap yakin bahwa Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa memenangkan pilpres mendatang karena punya sikap, peluang, dan kemampuan.
“Saya melihat kemenangan Pak Prabowo karena sikap Pak Prabowo. (Apakah) Saya sayangkan? Nggak lah, bukan kader Gerindra,” katanya.
Sebelumnya, TGB memastikan keputusannya mendukung Jokowi dua periode tak terkait pemeriksaan dirinya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal penjualan saham PT Newmont Nusa Tenggara.
"Tidak ada sangkut pautnya keputusan saya mendukung pemerintahan saat ini untuk periode selanjutnya dengan persoalan eksternal, baik itu terkait dengan KPK, Demokrat maupun masalah lainnya," kata TGB di Mataram, NTB.
Alumni Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, ini mengatakan, dukungan kepada Jokowi murni keputusan pribadi dan tanggung jawab sebagai anak bangsa. Putusan itu, kata dia, diambil setelah mengamati situasi politik selama kepemimpinan Jokowi belakangan ini.
"Saya telah mengamati situasi perpolitikan nasional selama empat tahun belakang ini. Dalam pandangan saya, gesekan dan polarisasi umat dengan menggunakan sentimen agama semakin mengkhawatirkan," katanya.
Editor: Azhar Azis