TGB Zainul Majdi Silaturahmi ke Ponpes DDI Kota Tarakan, Beri 3 Pesan Penting untuk Para Santri
JAKARTA, iNews.id - Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo TGB HM Zainul Majdi bersilaturahmi ke Darul Da'wah Wal Irsyad (DDI) Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Kegiatan itu dilakukan di sela rapat kerja wilayah (Rakerwil) DPW dan DPD Partai Perindo Kaltara.
Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) ini pun menyampaikan dirinya memiliki kedekatan dengan DDI.
"Ini bukan sekadar hubungan saya dengan KH Abd Samad sebagai sesama Azhary (alumni Al Azhar). Makanya begitu saya tahu ada agenda ke sini langsung saya agendakan tanpa banyak bertanya," katanya, Senin (12/9/2022).
Pendiri NW dan NWDI, kata TGB memiliki kedekatan dengan pendiri DDI. Yaitu sama-sama berjuang untuk agama dan bangsa.
"Jadi saya datang sekaligus menyambung hubungan baik kakek kami," ucapnya.
Kepada para santri, TGB memberikan tiga pesan penting. Pertama, cinta agama dan mengajarkan untuk cinta agama. Ini dijadikan sebagai pedoman dan dipelihara seperti memelihara anggota badan.
"Tuntunan agama ditunaikan dengan baik. Tuntunan agama untuk pribadi dan sosial," katanya.
Kedua, TGB meminta hubbul wathan atau cinta Tanah Air dijaga karena merupakan bagian dari sejarah, orang tua, tempat beribadah, dan hidup.
"Kita mencintai di mana di situ dapat beribadah kepada Allah, sujud ini adalah indonesia. Mencintai Indonesia sesungguhnya sama dengan mencintai agama," ucapnya.
Ketiga, TGB berpesan agar mencintai ilmu pengetahuan yaitu mengamalkan pedoman al harokah barokah yaitu kalau mau dapat berkah dalam hidup harus bergerak.
"Di asrama pisah dari orang tua. Bergerak dari rumah menuju ke pesantren," ujarnya.
TGB menjelaskan air bersih bila ditumpahkan ke dalam tong tak mengalir, lama-lama akan berlumut. Beda dengan sungai yang penuh kotoran, bila terus mengalir akan tetap jernih.
"Anak-anak semua mendahulukan yang prioritas ketimbang yang lain. Ambil yang penting sebagai penuntut ilmu," katanya.
Mantan Gubernur NTB dua periode ini menyebut tak ada orang menyesal kurang bermain. Yang terjadi orang menyesal karena kurang belajar.
"Saya mengajak anak-anak semua para santri juga memastikan waktu mendapat manfaat dan memberi manfaat kepada orang lain," tuturnya.
Editor: Rizal Bomantama