Tim Jokowi-Ma'ruf Kritik Usulan Debat Kandidat Gunakan Bahasa Inggris
JAKARTA, iNews.id - Tim Kampanye Nasional Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin mengkritik usulan debat kandidat capres dan cawapres menggunakan bahasa Inggris. Debat kandidat idealnya tetap menggunakan bahasa Indonesia.
China, Korea Selatan, Jepang, dan Jerman tidak mau menggunakan bahasa Inggris dalam bahasa sehari-hari dan lebih memilih menggunakan penerjemah untuk berbahasa Inggris. Warga negara tersebut sangat menghargai bahasanya sendiri.
"Bahasa Indonesia kan bahasa Ibu kita, bahasa menunjukkan bangsa," ujar juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Irma Suryani Chaniago di Jakarta, Jumat (14/9/2018).
Menurutnya, tidak semua masyarakat Indonesia mampu dan paham dengan bahasa Inggris. Mungkin hanya segelintir yang dapat memahami bahasa asing tersebut.
"Jadi itu yang saya bilang, kalau memang debat itu ditujukan visi misinya untuk masyarakat, ya harusnya bahasanya yang masyarakat bisa mengerti," ucapnya.
Dia menekankan, ada lima poin penting menjadi fokus Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Kelima program tersebut bisa disebut sebagai Nawacita jilid II, yang satu periode ini belum sempat terealisasi.
Pertama, fokus pembangunan manusia dengan beberapa langkah seperti pengurangan kemiskinan dan memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan dasar masyarakat. Kedua, pengurangan kesenjangan masyarkat antarwilayah dengan memaksimalkan laut sebagai penghubung antar masyarakat.
Ketiga, yaitu peningkatan nilai tambah ekonomi dan penciptaan lapangan pekerjaan melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya dan keempat, pemantapan energi, pangan, dan sumber daya Air. Kelima, yaitu mengusahakan penguatan ketahanan dan keamanan. "Dan kelima ketahaan nasional dan suksesnya pemilu. Itu program kita untuk 2019," katanya.
Sebelumnya, partai politik (parpol) koalisi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno setuju jika debat capres dan cawapres menggunakan bahasa Inggris. “Boleh juga kali ya. Ya, makanya hal-hal perinci seperti itu perlu didiskusikan,” kata Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto, di Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Editor: Kurnia Illahi