Tim Psikologi UGM Beri Rekomendasi Mitigasi untuk Atasi Dampak Pandemi Covid-19
JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama 2 tahun terakhir. Untuk mengatasi dampaknya, tim Psikologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan beberapa rekomendasi mitigasi.
Beberapa studi menyimpulkan ada beberapa dampak negatif dari pandemi Covid-19, seperti kecemasan, kemarahan, kesedihan, efikasi diri lemah, mudah tersulut emosi, kecanduan gadget dan lain-lain.
“Perilaku ini terjadi tidak hanya terjadi di lingkungan kecil keluarga dan interaksi personal, namun juga mencakup komunitas yang lebih besar seperti tempat kerja, sekolah, dan masyarakat umum,” kata Dosen Psikologi UGM, Diana Setiyawati melansir laman resmi UGM, Selasa (11/1/2022).
Lebih lanjut, Diana mengungkapkan latar belakang rekomendasi mitigasi dilakukan berdasarkan pengalaman pandemi Flu Spanyol. Diketahui, bayi-bayi yang dikandung dan dilahirkan mengalami risiko kesehatan dan disabilitas yang tinggi.
Hal itu dikarenakan bayi-bayi melalui tahap perkembangan krusialnya. Sebab, saat itu sistem kesehatan sedang fokus pada penanggulangan pandemi dan bukan kesehatan dan kehidupan lainnya.
Diana dan tim dari Fakultas Psikologi UGM yaitu Indrayanti, Elga Andriana, Hanifah Nurul Fatimah, Haiyun Nisa, Harlina Nurtjahyanti dan Annisa Reginasari akhirnya merumuskan rekomendasi kebijakan dalam sebuah policy brief.
Adapun, rekomendasi disusun menggunakan pendekatan rentang perkembangan manusia. Ada tiga sektor penting dalam sistem sosial, yakni keluarga, sekolah, dan tempat kerja.
Rekomendasi pertama jangka menengah disusun untuk keluarga, pendidikan, tempat kerja dan masyarakat. Untuk keluarga, orang tua diharapkan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pengasuhan lima tahun pertama maksimal bagi anak yang lahir di masa pandemi.
Selain itu, orang tua juga disarankan mendampingi anak dalam mengakses konten digital sehingga proses penggunaannya menjadi tepat sasaran.
Lalu, dalam sistem pendidikan perlu dilakukan penyusunan ragam kurikulum yang sesuai untuk metode pembelajaran jarak jauh, tatap muka maupun hybrid. Hal ini juga harus dilakukan bersama peningkatan kapasitas guru sehingga mampu merancang pembelajaran dengan tepat.
Kemudian, di tempat kerja penting untuk menyusun rancangan pedoman bekerja di era normal baru, salah satunya yang memuat peningkatan kapasitas kesiapan psikologis para pekerja dan implementasi kebijakan ramah keluarga.
Hal ini perlu dilakukan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang sehat dan tercapainya kesejahteraan psikologis para pekerja. Selanjutnya pada tataran masyarakat umum perlu adanya identifikasi potensi antargenerasi yang dapat meningkatkan kesehatan fisik dan jiwa seluruh komponen yang terlibat.
Sementara itu, rekomendasi jangka panjang yang ditawarkan adalah melakukan penguatan sistem pelayanan kesehatan jiwa di layanan primer, yaitu puskesmas. Selain itu, penguatan sistem kesehatan jiwa berbasis sekolah dan penguatan keluarga agar memiliki kemampuan dan resiliensi dalam menghadapi berbagai tekanan.
“Penyusunan program kebijakan dan strategi yang mendukung kebutuhan yang berbeda dari para pekerja dan adanya program mentoring psikologis sebagai upaya family learning bagi orang tua yang bekerja sehingga dapat berperan dengan maksimal,” tutup dia.
Editor: Puti Aini Yasmin