TKN Jokowi: Politik Menakut-takuti Rakyat Usang, Harus Segera Diakhiri
JAKARTA, iNews.id - Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Putra Nababan menilai inti dari istilah 'politik genderuwo' yang dilontarkan oleh Presiden Jokowi tidak hanya menggambarkan perilaku politik yang menakut-takuti masyarakat. Istilah itu juga dilontarkan sebagai imbauan agar 'politik menakut-takuti' segera diakhiri.
Putra mengatakan, politik menakuti-takuti, apalagi yang dilakukan lewat kabar bohong, sudah tidak relevan di era keterbukaan seperti sekarang. Masyarakat kini bahkan bisa dengan mudah memverifikasi omongan politisi yang berusaha menakut-takuti.
"Intinya bukan di 'genderuwo', tapi berhentilah menakuti-takuti rakyat. Politik menakut-takuti sudah tidak zaman, sudah usang. Apalagi masyarakat sekarang sudah cerdas, mereka bisa riset menggunakan internet, mereka bisa membuktikan ucapan politisi ini benar atau salah. Di era keterbukaan sekarang ini, cara menakut-nakuti, menyebar hoaks, sudah tidak relevan lagi," kata Putra di Jakarta, Minggu (11/11/2018).
Putra juga menilai Presiden Jokowi hendak menyampaikan bahwa tugas para pemimpin yakni menjaga optimisme dan semangat rakyat, bukan malah mengendorkannya dengan cara menakut-takuti.
"Beliau ingin mengingatkan supaya rakyat Indonesia ini dijaga optimisme dan semangatnya. Apalagi para pemimpin tugasnya adalah membawa kabar terang, menjadi penyemangat, memberi inspirasi," ujar jurnalis senior ini.
Dia menegaskan, budaya bangsa Indonesia bukan menakut-takuti masyarakat, melainkan budaya pejuang.
Caleg DPR dari PDI Perjuangan ini pun menepis tuduhan bahwa ucapan 'politik genderuwo' mencerminkan kepanikan Presiden Jokowi sehingga tidak bisa mengontrol pilihan diksinya.
Menurutnya, istilah tersebut merupakan ekspresi keprihatinan Presiden Jokowi terhadap perilaku 'politik genderuwo' yang justru, dari pilihan istilah itu, menunjukkan bahwa gaya komunikasi politik Presiden Jokowi sangat merakyat.
"Pak Jokowi itu kan esensinya rakyat yang menjadi presiden. Karena itu diksi yang selalu digunakan Pak Jokowi itu diksi rakyat. Dan rakyat tahu perilaku genderuwo itu seperti apa," ucap Putra.
Dia juga pun menekankan kembali bahwa kontestasi politik saat ini seyogianya diisi dengan adu gagasan dan adu kinerja, bukan dengan menebar ketakutan dan membuat suasana menjadi mencekam.
"Gaya menakut-takuti, otoriter, itu sudah usang. Membuat suasana mencekam itu sudah so old, bukan zaman now. Sudah berhenti saja. Sekarang gagasannya apa, hasil kerjanya apa," kata dia.
Editor: Zen Teguh