TKN: Peluang PAN dan Demokrat Masuk Koalisi Jokowi Terbuka Lebar
JAKARTA, iNews.id, – Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf menilai Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat berpeluang besar untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja (KIK). Dua partai tersebut sedang intensif menjalin komunikasi dengan kubu Jokowi.
Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding mengatakan, kemungkinan PAN dan Demokrat bergabung dalam KIK logis dengan alasan membangun persatuan pascapemilu.
”Semua parpol memungkinkan untuk membangun koalisi. Namun, soal nanti siapa yang cocok dan punya chemistry bersama, hal itu akan dibahas oleh para elite. Saya melihat yang punya peluang besar ke depan PAN dan Demokrat," ujar Karding di Jakarta, Rabu (1/5/2019).
Kemungkinan bergabungnya PAN itu sudah terlihat ketika Ketua Umum Zulkifli Hasan (Zulhas) bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Rabu (24/4/2019). Menurut Karding sebenarnya pembicaraan intens juga dilakukan TKN bersama Demokrat.
Sayangnya, politikus PKB ini enggan membocorkan siapa perwakilan kubu Jokowi yang berkomunikasi dengan Demokrat. "Kalau soal siapa utusannya itu jangan, tidak boleh dibuka," kata dia.
Mengenai pertemuan Zulhas dan Jokowi, Karding menyebut salah satu poin pembicaraan mereka yakni pembagian porsi jabatan terkait dengan koalisi. Dalam pembicaraan tersebut, Zulhas menyampaikan keinginannya untuk kembali mendapatkan posisi sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
"Yang saya dapat infonya satu dan saya berani mempertanggungjawabkan bahwa memang Pak Zul membisiki Pak Jokowi, PAN meminta bagian untuk pimpinan MPR. Saya berani bertanggungjawab soal (info) itu," ujarnya.
Disinggung mengenai sejarah PAN yang bernah bergabung dengan koalisi parpol pendukung pemerintah tetapi akhirnya kandas di tengah jalan, Karding menyebut hal itu sebagai catatan tersendiri. Namun dia mengingatkan bahwa landasan koalisi Jokowi yakni Indonesia bangsa besar yang perlu dikelola bersama.
Karena itu peluang kedua parpol bergabung dengan KIK cukup besar karena kebersamaan dan persaudaraan antarpartai dinilai sangat penting.
"Apalagi dalam suasana seperti ini, dibutuhkan kedewasaan untuk bersatu. Saya kira baik Pak SBY maupun Pak Zulhas akan jauh memikirkan kepentingan persatuan Indonesia daripada soal hal-hal teknis. Kalau soal pembagian (jabatan) itu perlu dibahas, tapi yang penting kan komunikasi dulu. Kan gak ujuk-ujuk (tiba-tiba)," ujarnya.
Editor: Zen Teguh