Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Detik-Detik Banjir Bandang Terjang Brebes, 3 Warga Tewas Terseret Derasnya Arus
Advertisement . Scroll to see content

TNI Pastikan Program Dedi Mulyadi Bukan Militerisme, Siswa Tak Diajari Menembak

Jumat, 09 Mei 2025 - 16:41:00 WIB
TNI Pastikan Program Dedi Mulyadi Bukan Militerisme, Siswa Tak Diajari Menembak
Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi. (Foto: Jonathan Simanjuntak)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan program Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mengirim siswa nakal ke barak militer bukan bentuk militerisme. Dia memastikan para siswa tidak diajarkan menembak.

"Tidak semua disiplin itu militer, dia (siswa) tidak diajarkan menggunakan senjata, tidak kita ajari cara nembak atau membunuh, enggak ada," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi, dikutip Jumat (9/5/2025).

Dia menegaskan pembinaan disiplin tidak mesti harus dikaitkan dengan militerisme. Menurutnya, stigma pendekatan militer untuk mendidik anak harus diubah.

"Kalau cuma bangun jam 04.30 pagi terus kemudian salat dan senam pagi kan artinya menurut saya bukan militerisme. Pendidikan disiplin aja, gerakan disiplin," ungkap dia.

Kristomei juga menjamin prajurit yang ditugaskan membina para siswa tidak akan menggunakan metode kekerasan. Dia juga memastikan TNI bakal memecat dan memidanakan prajurit yang tega membina anak menggunakan kekerasan.

"Kalau pun nanti ada temuan ya pasti kita hukum. Kalau perlu kita penjara, pecat misalkan sampai fatal (akibatnya)," tutur Kristomei.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengungkapkan kegiatan siswa nakal selama di barak militer. Program ini sudah dijalankan sejak 1 Mei 2025.

Menurut dia, para siswa dibina selama 28 hari. Mereka akan menjalani kegiatan diawali bangun tidur pukul 04.00 WIB.

"Mereka bangun jam 4 pagi, Mereka mandi, salat subuh bagi yang beragama Islam, membereskan ruang tempat tidurnya, masuk ke masjid dan kemudian mendapat bimbingan rohani dari kiai yang menjadi bimbingan konselingnya," kata Dedi di kantor kementerian HAM, Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Selanjutnya, kata dia, para siswa sarapan dan olahraga. Kemudian, mereka masuk ke ruang kelas mengikuti pendidikan formal.

"Kami mendatangkan guru dari berbagai tempat dan kemudian setelah itu mereka salat zuhur, Kemudian istirahat. Setelah istirahat mereka mengikuti program minat dan bakat melalui pendekatan olahraga," lanjutnya.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut