Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kebakaran di Pademangan Jakut, 7 Petak Kontrakan Dilahap Si Jago Merah
Advertisement . Scroll to see content

Unik, Nama 2 Wilayah di Jakarta Ini Serapan dari Bahasa Belanda

Selasa, 15 Februari 2022 - 05:32:00 WIB
Unik, Nama 2 Wilayah di Jakarta Ini Serapan dari Bahasa Belanda
Ilustrasi Waduk Pluit. Kawasan di Jakarta mempunyai sejarah unik dan panjang (Foto : Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu wilayah yang mempunyai sejarah panjang. Penamaan jalan wilayah di Jakarta juga banyak terpengaruh adat, pekerjaan, tumbuhan, hingga serapan dari bahasa Belanda.

Setidaknya ada dua wilayah di Jakarta yang namanya diserap dari Bahasa Belanda yakni Pluit dan Japat.

Seperti dikutip dari buku Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta yang ditulis, Rachmat Ruchiat, Senin (14/2/2022), berikut ini penjelasan asal-usul nama dari dua daerah tersebut :

1. Pluit

Kawasan Pluit merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Jakarta Utara. Wilayah ini dikenal dengan perumahan mewahnya.

Menurut peta yang diterbitkan Topographisch Bureau Batavia tahun 1903, nama Pluit serapan dari bahasa Belanda Fluit, lengkapnya Fluit Muarabaru.

Nama tersebut berasal dari kata fluitschip yang berarti kapal panjang berlunas ramping. Menurut catatan, sekitar tahun 1660 ada fluitschip yang bernama Het Witte Paert. 

Kapal tersebut tidak layak jalan dan dijadikan benteng pertahanan di pinggir kali Grogol. Hal itu untuk menghadapi serangan dari Kesultanan Banten. 

2. Japat

Japat merupakan kawasan yang terletak di Kelurahan Ancol, Utara, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Nama tersebut berasal dari bahasa Belanda Jaagpad.

Jag, dari jagen artinya berburu. Pad berarti jalan setapak. Namun ternyata asal-usul kawasan tersebut tidak ada hubungannya dengan berburu tapi sebuah istilah pelayaran perahu.

Pada alur sungai atau terusan yang dangkal, perahu yang melaluinya dapat bergerak maju jika ditarik.

Untuk mempermudah pendaratan, di sebelah timur Pelabuhan Batavia (Sunda Kelapa) dibuat terusan untuk perahu-perahu pendarat. Namun terusan itu sudah diuruk pada abad ke-19, sehingga sulit melacaknya.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut