Viral Adu Mulut Kapolres Boalemo vs Pelaku Tambang Ilegal: Bawa Nama Oknum Polda Gorontalo
JAKARTA, iNews.id - Dunia maya dihebohkan dengan video panas yang menampilkan adu mulut antara Kapolres Boalemo AKBP Sigit Rahayudi dan seorang pria diduga bernama Marten Yosi Basaur. Marten diduga sebagai koordinator tambang emas ilegal di bantaran Sungai Desa Saripi, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Gorontalo.
Dalam video yang beredar, Marten secara terang-terangan menyebut ada “bekingan” dari oknum aparat Polda Gorontalo yang disebut-sebut berpangkat perwira menengah.
Rekaman yang diambil di ruang penyidikan Satreskrim Polres Boalemo memperlihatkan ketegangan antara Marten dan AKBP Sigit.
Marten bahkan menyebut nama oknum anggota Polda Gorontalo yang disebut memerintahkan aktivitas ilegal tersebut.
Namun sejauh ini, pengakuan Marten belum dapat diverifikasi secara resmi, termasuk keabsahan video call yang diperlihatkan dalam rekaman.
Dalam insiden tersebut, AKBP Sigit terlihat meminta Marten untuk tidak mengancam anggota Polres Boalemo.
"Tidak ada saya memukul kamu," ujar Kapolres dalam video viral dikutip Kamis (5/6/2025).
"Ada video, Bang," kata pria tersebut.
"Saya cuma saya kasih tahu. Jangan mengancam anggota saya," ucap Kapolres.
Namun Marten dengan arogan justru balik mengancam akan melaporkan sang Kapolres ke Propam Polda Gorontalo. Menanggapi hal itu, AKBP Sigit menyatakan kesiapannya untuk diperiksa secara profesional.
Sementara itu Kasi Humas Polres Boalemo Ipda Oyong Abas membeberkan kronologi lengkap peristiwa yang terjadi pada Rabu (4/6/2025).
Menurutnya, adu mulut berawal dari sikap arogan Marten dan rekannya HS yang mendatangi Polres Boalemo dengan suara keras dan menantang.
“Mereka datang mencari Kasat Reskrim dan mempersoalkan tindakan imbauan yang dilakukan di lapangan,” kata Oyong.
Dia mengatakan, aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Desa Saripi memang telah lama meresahkan masyarakat.
Pada Selasa, 3 Juni 2025, Satreskrim Polres Boalemo yang dipimpin Iptu Ahmad Fahri melakukan langkah preventif dengan mendatangi lokasi untuk memberikan imbauan.
Saat itu, Marten yang diduga sebagai koordinator tambang bersama HS berupaya menghalangi petugas.
“Mereka menuntut surat tugas dan mencoba mendokumentasikannya. Padahal surat tugas resmi sudah dibawa dan ditandatangani Kasat Reskrim,” kata Ipda Oyong.
Tak hanya itu, Marten dan HS disebut membawa-bawa nama pejabat Polda Gorontalo untuk menekan petugas.
“Situasi memanas karena mereka arogan dan terkesan menantang. Bahkan membawa nama pejabat polda dan mengancam,” ucapnya.
Kapolres Boalemo akhirnya turun tangan untuk menenangkan situasi, meski terjadi ketegangan lanjutan di ruang penyidikan.
Setelah dilakukan mediasi, situasi berhasil dikendalikan.
Editor: Donald Karouw