Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Wapres Gibran Minta Menteri dan Kepala Daerah Kawal Proyek Bendungan Jragung
Advertisement . Scroll to see content

Wapres : Seniman dan Budayawan Berperan Besar dalam Sejarah Peradaban Islam di Indonesia

Selasa, 02 Agustus 2022 - 11:26:00 WIB
Wapres : Seniman dan Budayawan Berperan Besar dalam Sejarah Peradaban Islam di Indonesia
Wapres Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan pada Multaqa Seniman dan Budayawan Muslim Se-Indonesia secara virtual. (Foto Setwapres).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menegaskan bahwa seniman dan budayawan berperan besar dalam sejarah peradaban Islam di Indonesia. Hal ini diungkapkannya saat memberikan sambutan pada Multaqa Seniman dan Budayawan Muslim Se-Indonesia secara virtual, Selasa (2/8/2022).

“Dalam sejarah peradaban Islam di Indonesia, kita bisa mendapati bahwa para dai dan mubaligh yang mendakwahkan Islam tidak sedikit yang ternyata adalah juga seniman ulung, atau paling tidak menggunakan seni sebagai wasilah dakwah Kita juga menemukan banyak seniman yang sejatinya adalah juga seorang dai, atau memiliki fitrah sebagai penyeru kebajikan,” kata Wapres.

Misalnya, kata Wapres, Raja Ali Haji dari Pulau Penyengat Kepulauan Riau adalah seorang pujangga yang juga sebenarnya adalah ulama. Karyanya Gurindam Dua Belas sudah cukup menjadi bukti.

Kemudian KH Bisri Mustofa, ungkap Wapres yang ternyata tidak hanya menulis Tafsir Al Ibriz yang terkenal itu, tetapi juga menulis syair-syair yang indah dalam bahasa Jawa berjudul “Ngudi Susilo”.

“Syair dalam bahasa Jawa yang masih diajarkan di madrasah-madrasah di Pantura Jawa itu tidak hanya penting bagi dakwah Islam, tetapi juga penting sumbangsihnya bagi khazanah sastra Jawa,” ungkapnya.

Lebih dekat lagi, kata Wapres, dari Semarang ada KH Bukhori Masruri, seorang mubaligh ulung yang juga pencipta lagu yang terkenal di masanya. Lagu-lagu ciptaan KH Bukhori Masruri dinyanyikan oleh Grup Kasidah Nasida Ria yang terkenal, di antara lagu ciptaannya yang terkenal adalah “Perdamaian”, “Damailah Palestina,” dan “Tahun 2000”.

“Tentu kita tidak mungkin melupakan Buya Hamka. Ketua Umum MUI pertama itu adalah seorang ulama yang pujangga dan sekaligus pujangga yang ulama,” katanya.

Wapres juga mencontohkan seniman dan sastrawan yang diam-diam memasukkan nilai dakwah secara segar dalam karya-karyanya. Contoh Ki Asep Sunandar Sunarya, dalang wayang golek terkenal dari tanah Pasundan sering menyelipkan pesan dakwah dalam lakon yang dipentaskannya. 

Lalu Ki Entus Susmono, dalang dari Tegal yang humoris itu sering memasukkan pesan dakwah dalam pagelaran wayang kulit.

“Jika kita baca pelan-pelan karya-karya para sastrawan kita, kita akan menemukan ada banyak jejak pesan dakwah di sana,” paparnya.

Wapres menyebut seperti puisi-puisi D. Zawawi Imron, Emha Ainun Nadjib dan puisi-puisi Gus Mus sepenuhnya adalah dakwah. Demikian juga kebanyakan puisi Taufiq Ismail yang dilagukan oleh Bimbo. Bahkan puisi berjudul “Cermin” karya Sutarji Calzoum Bachri sangat sufistik dan sangat dalam pesan dakwahnya.

Cerpen “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis sangat kental pesan muhasabahnya. Novel “Kubah” Ahmad Tohari sangat bergizi dan bernilai dakwah. Selain itu, novel “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy dan novelnya yang lain sarat akan nilai dakwah.

“Ini hanya sekelumit contoh, tidak untuk membatasi, masih banyak karya para sastrawan dan budayawan yang mengandung nilai-nilai dakwah,” kata Wapres. 

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut