Waspada, Gelombang Tinggi hingga 6 Meter Berpotensi Terjadi di Sejumlah Perairan
JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan. BMKG meminta para nelayan dan operator kapal mewaspadai potensi gelombang setinggi 1,25 hingga 6 meter selama 18-19 November 2022.
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, Jumat (18/11/2022).
Gelombang setinggi 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, Selat Sunda bagian utara dan Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai.
Kemudian perairan selatan Jawa Tengah-Jawa Timur, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan selatan Pulau Sumba, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur-Nusa Tenggara Timur (NTT), Laut Jawa bagian timur, dan Laut Sumbawa juga menghadapi potensi gelombang setinggi 1,25 sampai 2,5 meter.
Selain itu, gelombang 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang menghampiri Selat Makassar bagian selatan, perairan Kotabaru, perairan Spermonde Makassar, perairan Pare-Pare, perairan Spermonde Pangkep, Teluk Bone, perairan barat Kepulauan Selayar, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, dan Samudera Pasifik Utara Halmahera-Papua Barat.
Perairan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudera Hindia Barat Aceh-Kepulauan Simeulue, Samudra Hindia Barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Teluk Lampung, perairan selatan Banten dan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Barat-Jawa Tengah, perairan Kalimantan Utara, Selat Makassar bagian utara, dan Laut Sulawesi bagian barat berpeluang hadapi gelombang 2,5 sampai 4 meter.
Gelombang yang lebih tinggi, antara 4 dan 6 meter, berpeluang menghampiri Samudera Hindia selatan Banten.
Menurut Eko, kemunculan gelombang tinggi dipicu oleh pola dan kecepatan angin. Di wilayah Indonesia bagian utara angin dominan bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan 8 sampai 30 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan angin dominan bergerak dari barat daya-barat dengan kecepatan 10 sampai 25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, perairan Banten, perairan selatan Jawa Barat, Selat Makassar bagian utara serta Laut Sulawesi bagian barat," katanya.
Dia mengimbau nelayan pengguna perahu serta operator kapal tongkang, kapal feri, kapal kargo, dan kapal pesiar mewaspadai dampak gelombang tinggi.
Editor: Reza Fajri