World Peace Forum ke-9 Digelar di Jakarta, bakal Dihadiri Perwakilan 24 Negara
JAKARTA, iNews.id - World Peace Forum ke-9 bakal digelar di Jakarta pada 9-11 November 2025 mendatang. Rencananya, kegiatan itu dihadiri oleh 65 perwakilan dari 24 negara.
"The Ninth World Peace Forum untuk perdamaian dunia yang ke-9, akan berlangsung tanggal 9-11 November 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh empat organisasi atau Lembaga," ujar Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Din Syamsuddin dalam konferensi pers, Kamis (6/11/2025).
Menurutnya, kegiatan tersebut bertema Considering Wasatiyyat and Tionghua for Global Collaboration. Forum itu akan mengangkat isu jalan Islam dan Tionghoa.
"Inilah ajaran dari yang diyakini umat Konghucu sebagai nabi Konghucu, merekalah yang kemudian berdiam di Tiongkok. Kita mencoba mengangkat dua pikiran besar yang berimpit, hampir bersamaan artinya, dari dua agama dan filsafat ini untuk diajukan menjadi dasar kolaborasi global, kerja sama global," tuturnya.
Dia menerangkan, terdapat tiga sesi dalam kegiatan tersebut yakni terkait filosofi wasatiyyat Islam dan Tionghoa, arti penting signifikansinya, dan penggunaan konsep itu untuk membangun peradaban baru.
Selain itu, ada pula pemberian The Benevolent Award kepada Presiden Timor Leste José Ramos-Horta dan Hindankyu dari Jepang.
"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Prince Andrew, dan Jusuf Kalla juga dahulu pernah mendapatkan The Benevolent Award ini, yang mana penghargaan kali ini dititipkan pada World Peace Forum oleh mitra CDCC, Cheng Ho Multi Culture Education Trust. Penghargaan ini diberikan pada tokoh dunia yang berkontribusi besar terhadap perdamaian dan kemanusiaan dunia," jelasnya.
Dia mengungkapkan, kegiatan itu bakal dibuka di Gedung DPR.
Sementara itu, Direktur Eksekutif CDCC Ahmad Fuad Fanani menerangkan, ada sebanyak 300 lebih peserta yang diundang dalam kegiatan tersebut. Tak hanya dari kalangan umat Islam, peserta juga berasal dari kalangan berbagai umat agama baik Kristen, Buddha, Hindu, hingga Tionghoa.
"Kita undang tak hanya dari kalangan umat Islam saja, tapi juga dari berbagai kalangan, kita undang dari majelis agama seperti MUI, Persekutuan Gereja Indonesia, dari organisasi Buddha, Hindu, masyarakat Tionghoa Indonesia serta mengundang ormas besar di Indonesia. Diundang juga dari kalangan perguruan tinggi Islam, Kristen, Buddha, Hindu dan perguruan tinggi negeri," kata dia.
Editor: Rizky Agustian