Wow, Indonesia Produksi Alat Rapid Test Covid-19 dengan Akurasi di Atas 90 Persen
JAKARTA, iNews.id – Badan Riset dan Invoasi Nasional (BRIN) mengklaim tengah memproduksi alat rapid test Covid-19 dengan tingkat akurasi di atas 90 persen. Selain itu, badan tersebut juga mengembangkan RT-LAMP yang menjadi alat tes dengan akurasi mirip PCR (polymerase chain reaction) dan dapat menguji 100 sampel liur dalam waktu 1 jam.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi IX DPR, Menteri Kesehatan (Menkes), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan Biofarma di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (14/7/2020) malam.
“(Alat) rapid test ini ini mudah digunakan mengambil darah dari ujung jari kita dan kemudian tingkat keakuratan sudah dites di atas 90 persen. Yang paling penting, ini menggunakan isolat virus yang bertransmisi di Indonesia,” kata Bambang dalam raker tersebut.
Menurut dia, rapid test kit itu sudah diproduksi oleh dua perusahaan di Indonesia yakni, PT Hepatika Mataram (cek) yang berlokasi di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan; Prodia. Pada bulan ini, kata Bambang, produksi alat itu sudah mencapai 200.000 unit dan bulan depan ditargetkan produksi 400.000 unit.
“Dan kami terus mencari partner industri lain karena Pak Presiden menegaskan bahwa (alat) rapid test tidak perlu impor lagi,” ujarnya.
Selain itu, dia menambahkan, harga rapid test kit tersebut lebih kompetitif daripada alat rapid test lainnya yakni hanya Rp75.000 per tes. Kemudian, pihaknya juga tengah mengembangkan RT-LAMP. Ini juga merupakan sejenis alat tes Covid-19, namun berbeda dengan rapid test kit. RT-LAMP diyakini memiliki kemampuan dan sensivitas yang hampir serupa dengan PCR alias alat tes swab.
Waktu pemeriksaan atau reaksi lewat RT-LAMP juga diklaim hanya 1 jam. Harganya pun Rp10 juta rupiah per 100 reaksi yang sampelnya diambil dari air liur dan kemudian hasilnya dapat diketahui dalam 1 jam—apakah positif atau negatif.
“Mudah-mudahan temuan yang di-lead (dipimpin) oleh LIPI ini bisa menjadi solusi percepatan tes level PCR. Kami akan terus melakukan pengujian, kebetulan di labor BSL3 LIPI sudah melakukan kultur virus,” harapnya.
Editor: Ahmad Islamy Jamil