Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Marak Kasus Oli Palsu, Ini Harus Diperhatikan agar Tak Tertipu
Advertisement . Scroll to see content

Indonesia Dibanjiri Kendaraan Listrik, Bagaimana Nasib Produsen Oli?

Rabu, 06 Maret 2024 - 07:10:00 WIB
Indonesia Dibanjiri Kendaraan Listrik, Bagaimana Nasib Produsen Oli?
Bagaimana nasib produsen oli ke depan melihat pasar kendaraan listrik terus berkembang? (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pasar otomotif Indonesia saat ini dibanjiri kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Langkah ini sesuai dengan upaya pemerintah mendorong masyarakat beralih menggunakan kendaraan lebih ramah lingkungan demi menekan polusi udara.

Kendaraan listrik bertenaga baterai dibuat tanpa mesin pembakaran internal (ICE) yang selama ini membutuhkan pelumas atau oli pada setiap komponennya. Namun, dengan mesin listrik kebutuhan tersebut berkurang. 

Bagaimana nasib produsen oli ke depan melihat kondisi ini? Managing Director Shell Lubricants Indonesia, Andri Pratiwa mengungkapkan, saat ini permintaan dan minat masyarakat terhadap mobil listrik cukup tinggi. Kendati begitu, angka penjualannya masih sangat rendah dibandingkan mobil konvensional.

“Kami rasa terlalu terburu-buru kalau kita bilang sekarang EV sudah sepenuhnya berkembang,” kata Andri kepada wartawan di Jakarta Selatan, Senin (4/3/2024).

“Kalau kita lihat China saja yang perkembangan EV-nya sangat pesat, penjualan mobil per-tahunnya itu baru 40 persen EV. Tapi, kalau kita lihat populasi mobil secara total, populasi ICE (di China) masih sangat tinggi,” ujarnya.

Menurut Andri, saat ini infrastruktur di Indonesia belum memadai sehingga populasi kendaraan listrik belum masif seperti kendaraan konvensional. Ini membuat konsumen belum nyaman menggunakan kendaraan ramah lingkungan tersebut.

“Elektrifikasi ini juga tergantung dari infrastruktur, sudah siap atau belum. Karena kalau infrastuktur dan ekosistemnya belum siap, artinya mobil EV masih belum bisa digunakan dengan nyaman oleh konsumen,” ujarnya.

Sebab itu, kata dia, Shell memilih mengikuti apa yang dibutuhkan konsumen di Tanah Air. Apabila bergerak terlalu jauh akan berisiko pada bisnis mereka di Indonesia.

“Target kami di sini sangat simpel, kami ingin membantu konsumen dan memenuhi kebutuhannya. Kalau perkembangannya terlalu lambat pasti merepotkan konsumen, kalau terlalu cepat juga menyusahkan, jadi linear saja,” ucap Andri.

Soal elektrifikasi, Shell Indonesia mengikuti tren dan keputusan pemerintah. Tapi, Andri memastikan Shell secara global memiliki produk untuk digunakan pada kendaraan listrik.

“Beda negara, beda juga rencana elektrifikasinya. Ada yang cepat ada juga yang lama. Bahkan berdasarkan data, ada beberapa negara yang mempertimbangkan ulang soal percepatan elektrifikasi,” kata Andri.

Shell sendiri, lanjut dia, memiliki cairan khusus untuk kendaraan listrik yang digunakan untuk motor penggerak. Selain itu, terdapat juga cairan pendingin khusus baterai yang mana teknologi tersebut sudah digunakan pada mobil balap Formula E.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut