Ini Akibatnya Bila Mengisi Bensin Tidak Sesuai Oktan
JAKARTA, iNews.id - Bagi pemilik kendaraan perhatikan bahan bakar minyak (BBM) yang Anda gunakan. Jangan karena harga BBM beroktan (research octane number/RON) rendah lebih murah, justru membuat Anda kerepotan di kemudian hari karena mobil rusak akibat diberi minum tidak sesuai spesifikasi.
Instruktur senior Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana pun mengingatkan masyarakat selektif memilih bahan bakar. BBM yang dipergunakan harus sesuai spesifikasi mesin.
"Harus sesuai dengan oktan yang direkomendasikan industri otomotif," ​​ujar Sony, dalam rilis yang dilansir redaksi iNews.id, Rabu (27/6/2018)
Anjuran penggunaan BBM dari pabrikan biasanya terdapat pada buku manual kendaraan dan pada penutup kunci ruang pengisian BBM. Sebab itu, pengisian BBM yang ​​
sesuai anjuran, tidak hanya membuat kinerja kendaraan menjadi optimal, tapi juga membuat usia mesin lebih panjang.
"Pada kendaraan keluaran baru, BBM yang dianjurkan oktan minimal 92, misalnya seri pertamax. BBM tersebut sudah sesuai dengan tingkat rasio kompresi kendaraan keluaran baru yang minimal sudah mencapai 10:1," kata Sony.
Dia juga mengingatkan penggunaan BBM beroktan minimal 92 pada kendaraan bermotor membuat mesin menjadi awet karena pembakaran yang terjadi sempurna.
"Tidak akan ada kerak pada ruang bakar, sehingga mesin menjadi bersih. Tak kalah penting, tentu performa mesin menjadi baik dan bertenaga," katanya.
Namun, jika pemilik kendaraan memaksakan mengisi BBM beroktan rendah, termasuk di bawah oktan 90, biasanya akan menyebabkan ruang bakar kotor, penuh kerak dan mesin mengelitik. Gejala tersebut merupakan dampak yang paling ringan.
"Terparah, jika bukan pistonnya yang jebol, ya stang sehernya kena," ujarnya.
Pengisian BBM yang tidak sesuai anjuran pabrikan, menurut Sony sangat berisiko, yaitu kerusakan mesin. Tidak hanya mobil-mobil biasa saja namun hal ini juga berlaku pada mobil-mobil mewah yang memiliki teknologi lebih modern.
Bahkan, mobil mewah lebih cepat mengalami kerusakan dibandingkan kendaraan yang lebih murah. Jika kerusakan kendaraan murah dalam hitungan tahun, maka kendaraan canggih hanya dalam hitungan bulan.
"Baik mobil mewah mapun mobil murah, jika diberikan BBM dengan oktan lebih rendah dari ketentuan pabrikan, sama-sama akan mengalami kerusakan," lanjut Sony.
Akibat lain jika memakai BBM yang tidak dianjurkan industri otomotif adalah tidak berfungsinya salah satu komponen penting, yaitu Engine Control Unit (ECU).
Sebagai jantungnya kendaraan keluaran baru, jika ECU yang kena bisa membuat kendaraan tidak bisa digas dan mesin tiba-tiba mati. Kerusakan pada ECU, ditandai dengan menyalanya Engine Check.
"Kendaraan tidak mau digas dan mati. Ada juga yang cuma bisa dibawa tiga kilometer, jalan sebentar, setelah itu mati. Kalaupun dihidupkan lagi, maka akan mati lagi," ujarnya.
Editor: Dani M Dahwilani