Isi Angin Ban Terlalu Penuh, Ini yang Akan Terjadi pada Kendaraan
JAKARTA, iNews.id - Ban merupakan salah satu komponen paling penting pada kendaraan. Ban menjadi roda penggerak yang menghubungkan putaran kendaraan dengan aspal.
Untuk kenyamanan dan keamanan, angin ban harus diisi sesuai dengan petunjuk pabrikan serta spesifikasi. Saat mengisi, jangan lupa menggunakan alat ukur untuk mengetahui tekanan angin di dalamnya.
Jika hanya mengandalkan "feeling" atau mengira-ngira dengan menekan dinding ban, salah satu risiko yang mungkin terjadi adalah tekanan angin berlebihan.
Anjas Marbun, pemilik bengkel Beji's Motor mengatakan, jika ban diisi lebih tinggi dari tekanan angin yang direkomendasikan pabrikan, misalkan 5-10 psi lebih banyak, ban akan terasa lebih keras putarannya, karena dinding ban menjadi kaku.
"Jika ingin mengisii ban mobil maupun motor usahakan menggunakan alat pengukur ban. Apabila tidak, ban malah diisi penuh dapat menyebabkan bantingan ban menjadi keras dan tidak enak digunakan," ujar Anjas, saat berbincang dengan iNew.id, Selasa (27/2/2018).
Efek negatif lainnya adalah pengendalian cenderung liar, performa pengereman menurun di lintasan basah-kering, dan ban cepat aus terutama di bagian telapak bagian tengah.
Meski demikian, ada juga sisi positif dari tekanan maksimal. "Stabilitas di jalan kering sedikit lebih baik. Tapi jika dibandingkan, keburukan lebih banyak," kata Anjas.
Mengenai risiko lainnya, Anjas mengatakan risiko ban meledak. Jadi usahakan mengisi angin ban untuk mobil kelas MPV, seperti Avanza, Ertiga, Mobilio, Xpander dan sebagainya, tekanan standar berkisar antara 30-32 Psi, sedangkan untuk mobil sejenis sedan biasanya berkisar antara 28-30 Psi.
Editor: Dani M Dahwilani