Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kembangkan Pelumas, Mobil Bangun Pusat Teknologi di Indonesia 
Advertisement . Scroll to see content

Kurangi Gesekan Mesin, Ini Perbedaan Pelumas Sintetis Ester dan Konvensional

Senin, 19 Mei 2025 - 16:11:00 WIB
Kurangi Gesekan Mesin, Ini Perbedaan Pelumas Sintetis Ester dan Konvensional
Sama-sama dikembangkan kurangi gesekan pada mesin kendaraan, apa perbedaan pelumas sintetis ester core dengan konvensional? (Foto: Ilustrasi/Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Produsen pelumas di dunia bersaing mengembangkan oli kendaraan tidak hanya dapat meningkatkan performa kendaraan tapi juga mengurangi gesekan pada mesin.  Teknologi sintetis memungkinkan molekul-molekul oli tersusun seragam dan halus.
 
Apalagi bila berbasis ester, pelumas jenis ini memiliki polaritas alami yang melekat lebih kuat pada permukaan logam, sehingga membentuk lapisan pelindung lebih konsisten, mengurangi keausan komponen mesin, serta menurunkan gesekan internal dan meningkatkan efisiensi tenaga. 

Lalu, apa perbedaannya pelumas sintetis ester core dengan konvensional? Pelumas sintetis konvensional, sering disebut sebagai pelumas semi-sintetis atau part-synthetic, merupakan campuran antara pelumas mineral (berbasis minyak bumi) dan pelumas sintetis penuh. Jenis pelumas ini dirancang untuk memberikan keseimbangan antara kinerja tinggi dan biaya yang lebih terjangkau dibandingkan pelumas sintetis penuh.

Jenis pelumas tersebut umumnya digunakan pada kendaraan dan mesin industri yang membutuhkan perlindungan dalam berbagai kondisi operasi

Sementara pelumas sintetis ester core memiliki pendekatan kimia molekuler berbasis ester yang dikembangkan melalui balapan motor dan otomotif ekstrem. Salah satu pelumas yang menggunakan teknologi ini adalah Motul 300V. 

Fokus utama dari teknologi ini adalah reduksi gesekan internal mesin, sekaligus mempertahankan konsistensi pelumas pada suhu dan tekanan tinggi. 

Berbeda dengan pelumas sintetis konvensional berbasis PAO (polyalphaolefin), ester core mengandalkan polaritas molekul tinggi dari senyawa ester, yang membuatnya lebih “melekat” pada permukaan logam. Sifat ini berperan dalam membentuk film pelindung yang lebih tahan terhadap geser dan tekanan, bahkan ketika suhu kerja melebihi 100°C.

“Karakteristik polar ester membuat film oli tetap menempel kuat, bahkan saat tekanan puncak ruang bakar dan suhu naik ekstrem,” ujar Welmart Purba, National Sales Director PT Motul Indonesia Energy, dalam keterangan pers dilansir Senin (19/5/2025).

Senyawa ester dikenal memiliki stabilitas oksidatif tinggi, artinya lebih tahan terhadap degradasi kimiawi, yang menjadi penyebab umum penguapan oli dan pembentukan sludge di mesin modern.

Motul 300V terbaru hadir dalam sejumlah varian viskositas dari SAE 0W30 hingga 15W60, yang mencerminkan peruntukannya untuk berbagai kondisi dari motor sport harian hingga kendaraan yang digunakan dalam motorsport dan off-road. 

Dalam pengujian menggunakan mesin Yamaha R25 di dyno test pada peluncuran di Sirkuit Mandalika, pelumas Motul 300V terbaru mencatatkan peningkatan daya sebesar 0,25 HP (sekitar 1,16 persen) dibanding versi sebelumnya, terutama di putaran mesin di atas 11.000 RPM.

"Meski peningkatan tersebut tidak signifikan dalam konteks tenaga maksimal, ini menunjukkan efisiensi pengurangan friksi mikro pada sistem valvetrain dan piston-ring yang bekerja di kondisi tinggi RPM," kata Welmart.

Selain pengurangan gesekan, pelumas ini juga diklaim lebih stabil terhadap penguapan, terutama karena stabilitas molekul esternya yang tahan panas. Ini penting karena pada mesin modern, konsumsi oli bukan hanya berasal dari pembakaran, tapi juga volatilisasi pada suhu tinggi.

Keunggulan molekuler ini juga berperan dalam memperpanjang masa pakai komponen seperti camshaft, piston, dan bearing, yang sering mengalami keausan akibat pelumasan yang tidak optimal.

Ini menjadi tren di industri pelumas global yang mulai beralih dari mineral dan sintetik murni ke campuran bahan berbasis bio, untuk mengurangi jejak karbon dari proses produksi dan distribusi.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut