Mengenal Kapal Induk Giuseppe Garibaldi Masuk Defile Alutsista TNI

JAKARTA, iNews.id - Tentara Nasional Indonesia (TNI) memamerkan kekuatan alat utama sistem senjata (alutsista) dalam perayaan HUT ke-80 di Monas, Jakarta Pusat. Salah satu yang menarik perhatian adalah Kapal Induk Giuseppe Garibaldi yang masuk dalam daftar defile.
Giuseppe Garibaldi merupakan kapal induk pertama dalam sejarah yang dimiliki oleh TNI. Ini merupakan kapal yang diakuisisi dari angkatan laut Italia. Hal ini ditujukan untuk memperkuat kekuatan militer Indonesia, terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan.
Dilansir berbagai sumber, ITS Giuseppe Garibaldi merupakan kapal tipe aircraft carrier (pengangkut pesawat. Ini didatangkan untuk memperkuat alutsista AL baik untuk kebutuhan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) maupun Operasi Militer Perang (OMP).
Sesuai dengan tradisi AL Italia, penggunaan nama kapal induk tersebut berasal dari seorang tokoh nasional, Giuseppe Garibaldi. Ia menjadi salah satu orang yang berperan dalam mempersatukan Italia menjadi satu kerajaan di abad ke-19.
Meski usia ITS Giuseppe Garibaldi tergolong uzur, tapi dirasa masih cocok dengan kebutuhan peperangan karena dikenal tangguh. Kapal induk tersebut pertama kali berlayar pada 1978, dan resmi bertugas pada 1983.
AL Italia memutuskan untuk pensiunkan ITS Giuseppe Garibaldi pada Oktober 2024, setelah empat dekade bertugas mengamankan laut Italia. Mereka menggantinya dengan ITS Trieste LHD, dengan teknologi yang lebih canggih.
ITS Giuseppe Garibaldi merupakan salah satu pengangkut pesawat militer paling kecil, namun punya kemampuan mengangkut banyak pesawat tempur dan helikopter. Kapal induk ini ditugaskan mengangkut dua jenis helikopter, yakni Sikorsky SH90A dan Bell AB212, serta satu pesawat tempur BAe Harrier II AV-8B.
Kapal induk ini dapat melaju dengan kecepatan 30 knot atau sekitar 56 km/jam. Daya jelajahnya sejauh 7 ribu mill laut atau sekitar 13 ribu kilometer. Artinya kapal ini bisa dibawa berkeliling dunia.
ITS Giuseppe Garibaldi dapat mengangkut sebanyak 830 penumpang, dengan 180 orang diantaranya bertugas sebagai kru penerbangan di geladak, 100 kru komando kapal, dan 500 anak buah kapal (ABK).
Editor: Dani M Dahwilani