Sejarah Lampu Sein Kendaraan, Dibuat Aktor Film Bisu
JAKARTA, iNews.id - Lampu sein pada kendaraan sangat vital sebagai alat komunikasi di jalan raya untuk memberikan sinyal atau informasi arah kendaraan. Sejak akhir tahun 40-an, lampu sein menjadi peranti wajib bagi seluruh manufaktur otomotif dunia.
Lampu ini standarnya berwarna kuning menyala berkedip-kedip ketika dihidupkan. Dipilih warna kuning karena dari jauh lebih terlihat baik di siang hari ataupun malam hari. Selain itu ketika hujan warna kuning juga tetap dapat dilihat dengan jelas.
Dilansir dari The News Wheel, Jumat (2/10/2020), kehadiran lampu sein melalui proses sangat panjang. Adalah Percy Doughlas-Hamilton yang berhasil mempatenkan penanda arah kanan dan kiri dengan mekanis tangan pada 1907.
Namun, lampu sein atau turn signal ternyata pernah dikatakan bukan sebagai standar keselamatan pada kendaraan. Ini lantaran pengaplikasiannya masih menerapkan mekanis tangan yang dinilai membahayakan.
Pada 1920-an pabrik kendaraan di Jerman mulai menciptakan lonceng dan peluit uap, kemudian memasangnya di kendaraan produksi mereka. Lonceng tersebut berfungsi sebagai tanda ketika mobil akan berbelok. Jika lonceng berbunyi sekali, tandanya mobil akan berbelok ke kanan. Jika lonceng berbunyi dua kali, berarti mobil akan berbelok ke kiri.
Namun, penggunaan lonceng sebagai tanda belok ini pun tidak efektif karena saking ramainya aktivitas lalu lintas, bunyi lonceng justru membingungkan pengguna mobil lain karena bersahut-sahutan sehingga tidak jelas apakah lonceng berbunyi sekali atau dua kali.
Sebelumnya, telah dilakukan pengembangan dengan munculnya mechanical signaling arm atau umumnya disebut semaphore (semapur) oleh Florence Lawrence, seorang bintang film bisu pada 1914.
Pada 1925, Edgar A Walz Jr, mematenkan turn signal modern baru l menggunakan lampu. Teknologi tersebut lebih diterima dan sampai saat ini digunakan pabrikan kendaraan di seluruh dunia.
Seiring waktu, sein berkembang pesat dengan menggunakan material-material modern seperti LED. Namun, basic idenya berakar pada temuan Walz dengan mengunakan lampu berkedip.
Pengguna kendaraan kini hanya perlu menekan tombol kontak atau menggeser tuas yang telah tersambung dengan lampu indikator. Alat inilah yang dinamakan lampu sein atau lampu riting pada kendaraan modern.
Editor: Dani M Dahwilani