Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Angsa Asyik Nongkrong di Rel, Kereta Cepat Jepang Ngerem Mendadak
Advertisement . Scroll to see content

4 Alasan Orang Jepang Jarang Beli Mobil, Bikin Kaget Harga Buat SIM di Sana Rp36,7 Juta

Selasa, 01 November 2022 - 13:21:00 WIB
4 Alasan Orang Jepang Jarang Beli Mobil, Bikin Kaget Harga Buat SIM di Sana Rp36,7 Juta
Terungkap masyarakat Negeri Sakura Jepang jarang membeli mobil dan menggunakan kendaraan pribadi. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.idJepang merupakan salah satu negara industri otomotif terbesar di dunia. Beberapa merek populer lahir di negara ini, sebut saja Toyota, Honda, Suzuki, Mitsubishi, Mazda dan sebagainya.

Tapi, masyarakat Negeri Sakura malah jarang menggunakan kendaraan pribadi. Bahkan ogah membeli motor atau mobil untuk akitivitas sehari-hari. Ini membuat Jepang menjadi salah satu negara yang jarang terjadi kemacetan.

Mayoritas penduduk Jepang yang tinggal di kota-kota besar memilih menjalani aktivitas mereka menggunakan transportasi umum. Kereta yang menjadi andalan mereka, tapi banyak juga yang menggunakan bus atau bersepeda.

Lantas, apa yang menyebabkan masyarakat Jepang jarang menggunakan mobil pribadi atau tak ingin membeli mobil? Dirangkum dari berbagai sumber berikut alasan penduduk di Negara Matahari Terbit jarang membeli mobil.

1. Biaya bikin SIM Mahal dan ketat

Dikutip dari Leasejapan, setiap orang yang ingin membeli mobil harus menunjukkan SIM, baik SIM Internasional maupun SIM Jepang yang masih berlaku.

Namun, dilihat dari unggahan video pendek kanal YouTube YtCrash, biaya pembuatan SIM di Jepang sangat mahal. Seseorang yang ingin mengajukan pembuatan SIM di Jepang harus membayar 350.000 yen atau setara Rp36,7 juta. Itu juga belum menjamin lulus uji SIM.

2. Harus punya sertifikat lahan parkir

Berbeda dengan di Indonesia, membeli mobil di Jepang harus menunjukkan sertifikat lahan parkir atau sudah mempersiapkan tempat di mana akan memarkirkan kendaraan bagi yang tinggal di apartemen.

Hal ini diterapkan agar pemilik mobil tak sembarangan memarkirkan kendaraan mereka disembarang tempat, seperti di pinggir jalan, trotoar atau di jalan dengan lingkungan yang sempit.

3. Biaya parkir mahal

Dalam unggahan video pendek YtCrash, alasan lain masyarakat Jepang lebih memilih menggunakan transportasi umum untuk beraktivitas biaya parkir di sana sangat mahal, bisa mencapai 800 yen atau setara Rp84 ribu per jam.

Sementara pengakuan Popik Montanasyah, Atase Perhubungan RI di Tokyo, Jepang, dalam laman Kementerian Perhubungan mengatakan parkir di trotoar diperbolehkan tapi memiliki batas maksimal 15-60 menit dengan biaya mulai dari 300 yen (Rp31 ribu).

4. Harga BBM mahal

Popik Montanasyah mengungkapkan harga BBM di Jepang sangat tinggi, Dikutip dari Statista, harga per liter BBM di sana mencapai 173,6 yen (Rp18.238). Jelas ini membuat masyarakat Jepang enggan menggunakan kendaraan pribadi.

Ini membuat jalan-jalan di Jepang jarang sekali alami kemacetan karena jumlah kendaraan lalu lalang tidak banyak. Selain itu, kualitas udara di sana relatif lebih bersih karena tidak tercemar gas buang CO2 hasil dari pembakaran mesin kendaraan.

Adapun bagi mereka yang sudah berkeluarga, mobil hanya digunakan di hari libur atau week end.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut