Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Di Tengah Penjualan Mobil Lesu, Bridgestone Mencatat Pasar Ban Tumbuh 8 Persen
Advertisement . Scroll to see content

4 Kebiasaan Buruk Ngerem Bisa Bikin Ban Cepat Aus dan Menyebabkan Kecelakaan

Senin, 03 November 2025 - 17:29:00 WIB
4 Kebiasaan Buruk Ngerem Bisa Bikin Ban Cepat Aus dan Menyebabkan Kecelakaan
Ada empat kesalahan pengereman yang kerap dilakukan pengendara tanpa sadar bisa membuat ban cepat aus dan menyebabkan kecelakaan. (Foto: Dok Hankook)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Rem mobil berfungsi menghentikan atau memperlambat laju kendaraan. Sebagai komponen kendaraan yang erat kaitannya dengan keselamatan, pengendara bisa mengalami kecelakaan bila melakukan kebiasaan ngerem yang buruk. 

Kendaraan bisa kehilangan kendali, apalagi di jalan licin atau saat harus berhenti mendadak. Apalagi saat ini memasuki musim hujan kendaraan bisa tergelincir

“Seringkali, pengendara mengerem tanpa menyesuaikan kondisi jalan atau kecepatan kendaraan. Kebiasaan ini terlihat sepele, tapi dampaknya konsumsi bahan bakar jadi lebih boros, rem dan ban jadi lebih cepat aus, hingga menurunkan respons kendaraan di situasi darurat. Pengemudi perlu memahami bahwa pengereman bukan sekadar menghentikan mobil, tapi juga bagian dari cara mengontrol kendaraan secara aman dan efisien,” ujar Apriyanto Yuwono, National Sales Manager Passenger Car Radial (PCR) PT Hankook Tire Sales Indonesia dalam keterangan persnya, Senin (3/11/2025).   

Ada empat kesalahan pengereman yang kerap dilakukan pengendara tanpa sadar. Bagaimana cara mengatasinya? Berikut ulasannya.

Pertama, pakai rem tangan terlalu lama

Rem tangan bekerja dengan menekan kampas rem ke tromol atau cakram belakang agar mobil tidak bergerak. Jika dibiarkan aktif terlalu lama, kampas bisa lengket pada permukaan tromol dan berpotensi lepas dari tempatnya. 

Risiko ini makin tinggi apabila rem terakhir digunakan dalam kondisi basah. Jika dipaksa jalan, mobil bisa mengalami kerusakan pada sistem rem dan membahayakan pengendara. Untuk parkir dalam waktu seminggu atau lebih, sebaiknya gunakan balok atau tire stopper sebagai pengganjal ban.

Kedua, gunakan rem berlebihan di turunan

Kebiasaan menginjak rem terus-menerus di turunan panjang dapat membuat suhu sistem rem meningkat hingga overheating dan berisiko rem blong. Solusinya, gunakan teknik engine brake, yaitu menurunkan gigi transmisi agar mesin ikut membantu menahan laju mobil. 

Lakukan juga intermittent braking, yaitu mengerem secara bertahap dan memberi jeda agar sistem rem sempat mendingin. Gunakan gigi rendah sejak awal turunan panjang, dan jaga jarak aman dari kendaraan di depan agar tidak perlu sering menginjak rem.

Ketiga, menginjak rem dan kopling bersamaan (mobil manual)

Banyak pengemudi mobil bertransmisi manual yang terbiasa menekan pedal rem bersamaan dengan kopling saat ingin memperlambat laju kendaraan. Padahal, teknik ini tidak bisa diterapkan dalam segala situasi. 

Saat kopling ditekan, hubungan tenaga antara mesin dan roda terputus sehingga mobil kehilangan bantuan daya pengereman dari mesin. Kondisi ini membuat mobil lebih sulit dikendalikan, terutama pada kecepatan tinggi. 

Untuk pengereman optimal, tekan rem terlebih dahulu, baru kopling saat ingin menyesuaikan kecepatan. Gunakan kopling dan rem bersamaan hanya saat mobil hampir berhenti atau dalam keadaan darurat untuk mencegah mesin mati.

Keempat, sering rem mendadak

Jika kebiasaan ini dilakukan terus-terusan, kebiasaan ini memberi tekanan berlebihan pada sistem pengereman sekaligus ban. Permukaan ban bisa aus tidak merata atau bahkan membentuk flat spot yang mengurangi daya cengkeram. 

Saat di jalan licin, ini sangat berisiko menyebabkan selip. Sebaiknya lakukan pengereman bertahap dan halus, atau gunakan intermittent braking. Bagi kendaraan yang sudah dilengkapi sistem ABS, tekan pedal rem secara konstan tanpa dilepas agar sistem bekerja optimal menjaga traksi ban.

“Selain memahami teknik pengereman yang benar, pengemudi juga perlu melakukan perawatan rutin pada kendaraan. Salah satunya dengan mengganti kampas rem ketika muncul tanda-tanda seperti suara berdecit atau daya cengkeram yang mulai berkurang. Pengereman yang aman juga perlu ditunjang dengan kondisi ban prima, karena ban berperan penting menjaga traksi dan stabilitas kendaraan di berbagai situasi jalan," kata Apriyanto.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut