Angka Kecelakaan Tinggi, Astra Edukasi Pengemudi Taksi Online Terapkan Safety Driving
 
                 
                JAKARTA, iNews.id - Angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan data yang dipaparkan Indonesia Ayo Aman Berlalu Lintas (IAABL) setiap 1 jam ada tiga korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
Menyikapi itu, kepolisian, pemerintah, masyarakat dan swasta perlu bekerja sama dalam mencegah kecelakaan melalui edukasi safety driving (keselamatan berkendara). Seperti yang dilakukan AstraWorld dan Gojek Indonesia dengan menggelar Safety Driving Coaching Clinic bagi driver taksi online.
 
                                    Regional Office Head AstraWorld Jabodetabek, Dani Ibrahim mengatakan, kegiatan safety driving merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan terkait pilar pendidikan dengan mengedukasi keselamatan dalam berkendara. Ini penting karena beberapa lini usaha Astra adalah sektor otomotif.
"Melalui pelatihan ini diharapkan mereka menjadi pelopor keselamatan berkendara (safety driving). Apa yang didapat diharapkan dapat ditularkan ke yang lain mulai dari keluarga hingga pengemudi lainnya," ujar Dani di Sunter, Jakarta, Kamis (16/5/2024)
 
                                    Dia menuturkan Safety Driving Coaching Clinic telah dilaksanakan sejak 2023. Tahun lalu, kegiatan ini dilaksanakan di 10 kota Indonesia dengan target 1.000 peserta.
"Pada 2023 kami gelar di 10 kota. Tahun ini, kegiatan bertambah dua kota, yaitu Yogyakarta dan Solo," kata Dani.
 
                                    Dalam pelatihan, Master Trainer IAABL dari Astra Isuzu, Totok Giyanto menerangkan, ada enam faktor penyebab kecelakaan, yaitu pengemudi, kendaraan, jalan, lalu lintas, cahaya dan cuaca. Dari keenam faktor tersebut yang dapat dikendalikan sendiri adalah pengemudi.
"Pengemudi yang mengendalikan kendaraan. Banyak faktor yang membuat pengemudi melanggar lalu lintas, apakah dari diri sendiri (emosi) atau faktor lain yang memicu emosi di jalan. Pada saat kejadian, faktor lainnya tidak bisa diubah," kata Totok.
Sebab itu, dia mengingatkan pentingnya defensive driving. Ini mengarah pada pola sikap, mental serta atittude pengendara. "Perilaku berkendara defensive bertujuan untuk meminimalkan risiko (kecelakaan/insiden). Selalu berpikir jauh ke depan dan selalu waspada terhadap segala kemungkinan risiko yang terjadi di jalan," ujarnya.
Dia menambahkan untuk safety driving selain kemampuan atau skill pengendara, kelayakan kendaraan juga perlu diperhatikan. "Saya yakin rekan-rekan semua mempunyai kemampuan dalam berkendara, tapi bagaimana dengan kelayakan kendaraan. Ini juga bisa menjadi faktor penyebab kecelakaan. Untuk itu, sebelum berkendara biasakan memeriksa terlebih dulu kondisi kendaraan," kata Totok.
Ichsan Asyari Suyuti, perwakilan dari Environment and Social Responsibility (ESR) PT Astra International mengatakan sudah sejak 2014 perusahaan aktif mengajak masyarakat membudayakan keselamatan dalam berlalu lintas melalui program Indonesia Ayo Aman Berlalu Lintas. Hal tersebut didorong oleh faktor banyaknya jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Indonesia.
"Sekarang saatnya mengajak para stakeholder lain turut membudayakan keselamatan berlalu lintas. Tujuannya adalah agar senantiasa memberikan keamanan dan kenyamanan pada diri sendiri juga penumpang di jalan,” ujar Ichsan.
Editor: Dani M Dahwilani