Berkendara di Belakang Truk Besar, Ini 7 Hal Harus Diperhatikan Hindari Kecelakaan
JAKARTA, iNews.id - Kasus kecelakaan mobil pribadi menabrak bagian belakang truk besar di jalan tol sering terjadi. Ini menjadi perhatian banyak pihak.
Banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan tersebut, mulai dari laju truk yang lambat, bagian belakang truk tak terlihat di malam hari karena kurangnya penaranan, dan sebagainya. Bagaimana sikap mengendara mobil pribadi saat berada di belakang truk?
“Bersikap bijaklah dan utamakan safety driving supaya terhindar masalah dengan truk,” ujar Aftersales Business Division Head Auto2000, Nur Imansyah Tara dalam keterangan pers dilansir Kamis (19/1/2023).
Dia pun membagikan tips tujuh hal yang harus diperhatikan saat kendaraan berada di belakang truk, sebagai berikut:
1. Pahami Kekurangan Truk
Pertama, pengendara wajib memahami kekurangan truk terkait dimensi dan bobot yang besar. Truk bergerak lambat sehingga membutuhkan waktu untuk akselerasi dan pengereman, termasuk membutuhkan ruang yang luas saat manuver dan memiliki blind spot (titik buta) luas.
2. Hindari Mengemudi Agresif
Jalan tol yang lengang mendorong pengendara mengemudi secara agresif. Misal, pindah lajur tiba-tiba karena tidak sabar menunggu mobil di depan kembali ke lajur kiri.
Masalahnya, di sebelah kiri sering terdapat truk yang melaju perlahan. Perbedaan kecepatan tinggi, tanpa disadari mobil tiba-tiba sudah dekat dengan bak truk. Risikonya sangat besar jika Anda gagal mengantisipasinya.
3. Waspada Pergerakan Truk
Tingkatkan kewaspadaan jika di depan ada beberapa truk melaju di lajur kiri. Ini untuk mengantisipasi jika salah satu truk tiba-tiba pindah ke lajur kanan untuk menyalip truk lain di depan.
Jangan ragu memberikan isyarat lampu dim ketika terlihat ada yang ingin bergerak ke kanan. Segera kurangi kecepatan jika truk tersebut tetap memaksa pindah lajur.
4. Patuhi Batas Kecepatan
Jalan tol antar kota memiliki batas kecepatan minimal 60 km/jam dan maksimal 100 km/jam. Di beberapa lokasi, seperti daerah rawan kecelakaan atau jalan pegunungan, kecepatan maksimal turun menjadi 80 km/jam.
"Mobil yang terlalu cepat akan sulit dikendalikan. Tentu sangat berbahaya kalau di depan ada truk. Terlalu lambat, maka risikonya adalah menghambat laju mobil lain atau ditabrak dari belakang," kata Nur Imansyah.
5. Jaga Jarak Aman
Jaga jarak aman. Ini agar Anda dapat mengantispasi potensi masalah jika truk di depan tiba-tiba bermanuver. Seperti ketika ada truk tidak kuat menanjak. Butuh ruang cukup untuk pengereman jika diharuskan mengurangi kecepatan.
6. Jangan Mengalihkan Perhatian
Beberapa waktu lalu ada kecelakaan akibat sopir mengambil ponsel yang jatuh ke lantai. Meskipun hanya sepersekian detik, perhatian yang terdistraksi cukup untuk membuat pengendara kehilangan kendali. Lupakan ponsel dan update social media supaya tidak mengalihkan perhatian di jalan.
7. Bahu Jalan
Banyak truk berhenti di bahu jalan tidak dilengkapi rambu seperti segitiga pengaman. Kecepatan mobil yang tinggi dan truk berhenti saat terjadi tabrakan dampaknya sangat mengerikan. Selain itu, aturan lalu lintas melarang berkendara melaju di bahu jalan, kecuali untuk keadaan darurat.
8. Truk Tanpa Lampu Belakang
Sama dengan jenis kendaraan lain, truk wajib memiliki lampu belakang yang berfungsi normal. Sayang, masih banyak ditemui truk yang lampu belakangnya mati atau redup, serta kurangnya penggunaan Stiker Pemantul Cahaya.
Sebaiknya jaga kecepatan saat menyalip, apalagi yang nekat mengambil jalur kiri atau bahu jalan, di mana jadi jalurnya truk melaju.
Editor: Dani M Dahwilani