Dilirik Ferrari, Pakar Sebut Nikuba dari Cirebon Masih Butuh Riset Panjang
JAKARTA, iNews.id– Warga Cirebon, Aryanto Misel membuat heboh masyarakat Indonesia dengan hasil temuannya yang dilirik produsen otomotof asa Italia, Ferrari dan Lamborghini. Pria 67 tahun itu menciptakan alat bernama Nikuba (Nikubanyu) yang dapat mengubah air menjadi bahan bakar.
Nikuba buatan Aryanto Misel sebenarnya sudah digunakan sejak lama, dan pernah dipakai personel Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI dari Komando Resor063/Sunan Jati, Cirebon, dan Komando Daerah Militer III/Siliwangi, Bandung.
Tapi, alat inovasi ini masih menyimpan tanda tanya. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, seorang ahli konversi energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan Nikuba masih membutuhkan riset yang sangat panjang.
“Ini sebenarnya sudah lama, sudah dikenal sejak 1860. Semua orang sudah tahu kalau air itu bisa diubah menjadi bahan bakar. Untuk Nikuba ini, kita harus mengujinya lebih lanjut, atau setidaknya diukur bersama-sama lah,” kata Tri saat dihubungi iNews.id.
Tri Yuswidjajanto mengatakan penemuan ini tak digunakan dalam industri mana pun karena ada banyak efek negatif yang ditimbulkan. Selain itu, energi yang dibutuhkan untuk memisahkan antara hidrogen dan oksigen sangat besar.

“Dalam hal energi itu ini tekor. secara fisika itu nggak dikembangkan untuk bahan bakar kendaraan karena butuh energi yang lebih besar ketika untuk memecahnya. Mungkin suatu saat nanti ditemukan zat kimia, dalam hal ini katalis, itu bisa digunakan,” ujarnya.
Untuk saat ini, Tri juga meragukan alat inovasi Nikuba bisa menggantikan bahan bakar sepenuhnya. Pasalnya, masih dibutuhkan mesin konvensional untuk menggerakkan kendaraan.
“Kalau sebagai penghemat bahan bakar saja memang bisa. Tapi kalau menggantikan bensin seperti yang pernah viral beritanya, katanya dari Cirebon ke Semarang, rasanya tidak mungkin,” kata Tri.
Seperti diketahui, Aryanto Misel mengklaim alat inovasi Nikuba buatannya dapat menempuh jarak ratusan kilometer. Saat itu, ia mengaku hanya membutuhkan satu liter air untuk digunakan pada motor yang dikendarainya dari Cirebon menuju Semarang
Tri Yuswidjajanto mengungkapkan hal tersebut juga perlu dipertanyakan dan dikaji bersama sesuai dengan kaidah ilmiah. Menurutnya, salah satu yang menjadi kendala saat ini adalah Aryanto Misel tak ingin alat temuannya itu diuji oleh siapa pun.
“Ini perlu penelitian jangka panjang untuk tahu efeknya ke mana aja gitu, positifnya apa negatifnya apa kan gitu? Kalau menurut saya buktikan dulu dengan mengikuti kaidah ilmiah yang ada. Artinya paling tidak itu diukur bersama-sama,” ucap Tri.
Editor: Ismet Humaedi