Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Apakah Pajak Mobil Hybrid Lebih Mahal daripada Mobil Listrik? Ini Penjelasannya
Advertisement . Scroll to see content

Fokus Elektrifikasi, Nissan Hentikan Produksi Mobil Konvensional

Senin, 10 Juni 2024 - 13:49:00 WIB
Fokus Elektrifikasi, Nissan Hentikan Produksi Mobil Konvensional
Nissan menjadi salah satu produsen asal Jepang yang berencana menghentikan produksi mobil bermesin pembakaran internal (ICE) alias konvensional. (Foto: Issei Kato | Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id  – Nissan menjadi salah satu produsen asal Jepang yang berencana menghentikan produksi mobil bermesin pembakaran internal (ICE). Mereka akan mulai fokus pada pengembangan kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

Nissan menyatakan pihaknya akan berhenti mengucurkan dana untuk pengembangan mobil konvensional baru. Ke depan, perusahaan bakal fokus pada pengembangan lebih lanjut kendaraan listrik dan elektrifikasi di masa mendatang.

Berdasarkan laporan Drive, Nissan Senior Vice President and Chief Planning Officer for Africa, Middle East, India, Eropa, and Oceania, Fracios Bally mengatakan masa depan perusahaannya adalah EV.

“Masa depan kami adalah EV. e-Power adalah batu loncatan untuk mencapainya, dan setiap pasar akan bergerak dengan kecepatannya masing-masing. Kami tidak berinvestasi pada powertrain baru untuk ICE itu sudah pasti,” ujar Bally dilansir dari Autoindustriya.

Nissan akan beralih ke mobil listrik dengan menggunakan sistem inovatif e-Power. Berbeda dengan sistem hybrid paralel, e-Power adalah hybrid seri di mana motor listrik menggerakkan roda kendaraan.

Teknologi hybrid sendiri masih mengandalkan mesin pembakaran di bawah kap mesin yang dilengkapi dengan motor penggerak listrik dan baterai. Tenaga yang dihasilkan lebih besar dan hemat bahan bakar serta rendah emisi.

Mesin tidak selalu harus dinyalakan, menghemat bahan bakar dan mengurangi emisi karbon. Sebab motor listrik menggerakkan roda pengalaman berkendara terasa seperti menggunakan kendaraan listrik.

Namun, Bally belum bisa memastikan kapan Nissan akan melakukan transisi. Sebaliknya, dia menyebutkan bergantung pada masing-masing pasar. Nissan akan menyesuaikan per negara dan wilayah bergantung pada undang-undang dan peraturan emisi mereka.

“Pasar Afrika (memiliki) aturan seperti Euro 2, Euro 4, jadi laju penurunan (ICE) sangat bergantung pada pasar per pasar, namun investasi kami jelas. Ini EV, perkuat e-Power,” kata Bally.

Rencana peralihan ke kendaraan listrik yang dilakukan Nissan akan mengancam keberadaan mobil ICE yang sudah melegenda. Tapi, Nissan masih melihat pasar di berbagai negara, dan akan berhenti menjual mobil ICE dalam jangka waktu berbeda.      

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut