Harga Mobil Baru Tinggi, Gaikindo Akui Konsumen Lebih Pilih Unit Bekas
TANGERANG, iNews.id - Pasar mobil baru di Indonesia mengalami penurunan akibat daya beli masyarakat yang tak kunjung membaik. Kini, tren industri otomotif mulai bergeser, dengan banyaknya orang yang lebih memilih mobil bekas.
Sebagai informasi, hingga Juni 2024, Gaikindo mencatatkan penjualan mobil secara wholesales atau pengiriman dari pabrik ke diler sebesar 408.102 unit. Angka tersebut turun 19,43 persen pada periode yang sama tahun lalu dengan penjualan sebanyak 506.427 unit. Sementara pasar mobil bekas naik di atas 50 persen.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, hal ini terjadi karena pendapatan masyarakat Indonesia yang masih sama setiap tahunnya. Sedangkan, harga mobil baru alami peningkatan akibat bahan baku yang semakin mahal dan sejumlah pajak yang perlu dibayarkan.
"Pasar kita ditargetkan menjual 1 juta mobil baru. Tapi ada pergeseran dari orang kemampuan terbatas mau beli mobil baru nggak cukup, jadi beli mobil bekas," ujar Kukuh di ICE BSD City, Tangerang, Senin (22/7/2024).
Menurut Kukuh, pergeseran minat terhadap mobil bekas seharusnya dapat dimanfaatkan utilisasi pabrik yang terpasang. Saat ini dengan kapasitas terpasang sekitar 2,3 juta unit, utilisasi hanya berada di sekitar 1,4 juta unit.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LPEMFEB UI mengungkapkan tren penjualan mobil bekas lebih tinggi dari mobil baru. Terutama di Jawa Tengan dan Jawa Timur dengan angka yang cukup signifikan.
"Daya beli nggak dapat, harga mobil baru mahal orang ingin tetap beli mobil. Pasar mobil bekas makin transparan," ujar Peneliti Senior LPEMFEB UI Riyanto dalam kesempatan yang sama.
Riyanto menyebutkan dengan harga yang sama seperti membeli mobil baru dengan fitur minim, masyarakat sudah bisa mendapatkan kendaraan dengan model yang lebih baik.
Editor: Dani M Dahwilani