Intip Kecanggihan Pabrik GAC Aion, Mobil Listrik yang Bakal Mengaspal di Indonesia
GUANGZHOU, iNews.id - Brand mobil China, GAC Aion, bersiap untuk masuk ke pasar otomotif Indonesia. Bagaimana kecanggihan proses pembuatan mobil listrik asal Guangzhou itu?
Jurnalis iNews.id mendapat kesempatan untuk melihat secara langsung bagaimana kecanggihan teknologi terkini yang diterapkan brand yang berdiri sejak 2006 itu. Di tanah kelahirannya, Guangzhou, GAC Aion memiliki Research and Development (R &D) yang menjadi laboratorium besar penelitian sekaligus tes teknologi produk yang dikembangkan GAC, salah satunya Battery Electric Vehicles (BEV) alias mobil listrik.
Di tempat tersebut, berbagai teknologi dikembangkan, termasuk autodrive. Di tempat ini bisa dipantau berapa jumlah mobil GAC Aion yang mengaspal di seluruh jalan di kota tersebut, sehingga bila terjadi masalah, dari pusat R and D tersebut bisa dibantu solusinya.
Selain ke GEC R&D Center, iNews.id juga berkesempatan melihat secara langsung pabrik pembuatan berbagai tipe mobil GAC Aion.
Di pabrik ini, semua tahap menggunakan teknologi robot yang dipantau secara komputerisasi oleh para insinyur perusahaan tersebut.
Dalam setahun, setiap pabrik GAC Aion, bisa memproduksi 200.000 unit. Kini, brand tersebut telah memiliki 3 pabrik di China dan satu akan dibuka di Thailand pada Juli mendatang. Tak menutup kemungkinan satu pabrik lainnya akan dibuka di Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
"Secara global, kami tiga besar produsen BEV. Dan mulai tahun kemarin, kami mulai mengekspor. Kami mulai dari Thailand. Dan untuk Indonesia, kami menggandeng PT Indomobil untuk pemasarannya," ujar Vice President GAC Aion Indonesia, Qin Bangshu di Guangzhou, China, Selasa (28/5/2024).
Lebih jauh, GAC Aion mengembangkan sendiri baterai mobil mereka di sebuah pabrik yang juga berteknologi tinggi menggunakan robot sebagai perangkat.
Selain itu, perusahaan menjamin, baterai produksi mereka sangat solid, sehingga tak akan terbakar. Berbekal teknologi tersebut GAC Aion sangat pede menginvasi pasar Indonesia.
Editor: Dani M Dahwilani