Jajal Mobil Listrik, Pasutri Ini Nekat Bawa Air ev dari Surabaya ke Aceh PP
JAKARTA, iNews.id - Bicara mobil listrik masih banyak masyarakat yang meragukan kemampuan kendaraan ini. Apalagi infrastruktur pengisian baterai di Indonesia masih sangat minim.
Ini terutama jika perjalanan menuju daerah-daerah pelosok di luar Pulau Jawa. Menyikapi itu, pasangan suami istri ini justru tertantang melakukan perjalanan jauh dengan mobil listrik mungilnya, Wuling Air ev. Mereka terbilang nekat melakukan touring dari Surabaya ke Titik Nol Aceh pulang-pergi (PP). Apakah yang terjadi?
Pasangan bernama Rony dan istrinya, Lily mengaku awalnya sempat ragu melakukan perjalanan jauh dengan mobil listrik. Apalagi daerah yang dilalui adalah wilayah luar Jawa.
"Perjalanan dari Surabaya ke Sabang ini tentunya challenging banget ya. Kondisi jalan lumayan bagus, ya sekitar 80 persen lah yang mulus. Sisanya ada jalanan yang lumayan rusak," ujar Rony.
Dia pun menceritakan perjalanannya dari persiapan hingga kembali. "Kami berangkat bukan tanpa riset. Persiapan berangkat 2 minggu, dan sebelum berangkat kami ke bengkel resmi dulu untuk cek kondisi mobil. Rute yang kami ambil berdasarkan titik-titik SPKLU yang ada. Kalau di Pulau Jawa masih relatif aman karena tersedia cukup banyak lokasi SPKLU," katanya.

Rony mengungkapkan yang membuatnya khawatir di Pulau Sumatera bagaimana charging-nya. "Ini yang bikin kami khawatir, karena berpikir nyampe atau enggak ngecharge-nya. Tapi ternyata di Sumatera cukup banyak juga SPKLU, terutama di kantor-kantor PLN," ujarnya.
Pria ini juga menuturkan bahwa beruntung ada teknologi internet of vehicle (IoV). Setiap kali mengisi ulang baterai di SPKLU, bisa memeriksa dan memeriksa kondisi baterai melalui Wuling Remote Control.
"Saya sempat khawatir, waktu melewati jalanan rusak, tapi ternyata aman bisa dilewati tanpa nge-gasruk bagian bawah mobil. Dipakai untuk melewati jalan terjal, tanjakan atau tikungan yang hampir 360 derajat, semua aman-aman saja," katanya.
Bagaimana waktu pengisian daya? Lily menjelaskan mereka memilih charging mobil saat istirahat di malam hari maupun saat menemukan SPKLU ketika berkendara.
"Seringnya kami ngecas semalaman. Kalau perjalanan kami melewati SPKLU, biasanya kami sempetin untuk mampir mengecas 30 menit sampai satu jam. Dalam satu hari kami bisa menempuh perjalanan 8-10 jam," ujar Lily.
Tantangan terberat bahkan dihadapi pasangan ini saat menempuh perjalanan Palembang-Jambi dengan sekali pengecasan mencapai 276 km. Mereka mengatakan bahwa setibanya di Palembang, baterai hanya tersisa 2 persen.
Rony dan Lily mencatat perjalanan selama 32 hari dari Surabaya ke Sabang dan balik lagi ke Surabaya total jarak yang dilalui mencapai 7.860 kilometer. "Kami ngecas lebih dari 2.100 kWh dan itu biayanya cuma Rp1,85 jutaan. Malah lebih mahal biaya tol dan kapal penyebrangannya dibanding daya listrik," kata Lily.
Air ev menjadi mobil listrik di Indonesia dengan penjualan melebihi 13.000 unit hingga akhir tahun lalu. Mobil listrik mungil yang diproduksi di Indonesia ini dipasarkan dengan harga Rp275 juta untuk varian Long Range, Rp224 juta untuk Standard Range, Rp190 juta untuk varian Lite on the road (OTR) Jakarta (potongan insentif PPN).
Editor: Dani M Dahwilani