Jeep Masih Ngotot Tuduh Mahindra Jiplak Wrangler, Begini Penampakannya
JAKARTA, iNews.id- Tuntutan Jeep yang menuduh Mahindra membajak desain mobil klasik Jeep CJ dianulir oleh pengadilan. Tapi mereka masih ngotot menuduh Mahindra menjiplak.
Diketahui pada 2018 perusahaan induk Jeep, Fiat Chrysler Automobiles yang kini berganti nama jadi Stellantis, mengajukan gugatan ke pengadilan terhadao Mahindra. Mereka saat itu mengeluh ke pengadilan Mahindra menjiplak desain mobil legendaris mereka, Jeep CJ di produk mereka, Mahindra Roxor UTV.
Dalam keluhannya, Jeep meminta agar pengadilan bisa memberikan keputusan larangan menjual Mahindra Roxor UT di wilayah Amerika Serikat. Jadinya perusahaan asli India itu tidak boleh menjual Mahindra Roxor UTV karena dianggap produk jiplakan.
Saat itu ITC memang mengabulkan keinginan Jeep. Alhasil Mahindra tidak bisa melanjutkan program penjualan Mahindra Roxor UTV di wilayah Amerika Serikat. Mereka kemudian melakukan perubahan desain yang memang diapresiasi olehpengadilan.
Hanya saja ubahan itu tetap tidak bikin Jeep puas. Mereka melihat masih ada banyak kesamaan antara Mahindra Roxor UTV dengan Jepp CJ klasik.

Gugatan pun dilanjutkan lagi agar Mahindra tidak boleh berjualan mobil itu meski desainnya sudah berubah sedikit. Hanya saja kali ini keputusannya tidak menguntungkan Jeep.
Hanya saja pada 19 Juli 2023 lalu pihak pengadilan malah mengeluarkan keputusan resmi yang menguntungkan Mahindra. Pengadilan memutuskan bahwa Mahindra diizinkan untuk tetap menjual Mahindra Roxor UTV di wilayah Amerika Serikat.
Terutama untuk semua produk Mahindra Roxor UTV yang telah mengalami perubahan desain sejak 2020. "Keputusan ini membuat Mahindra Automotive North Amerika, dan perusahaan di bawah, bisa melanjutkan lagi penjualan Roxor UTV, serta melakukan produksi dan distribusi. Terutama untuk produk setelah 2020 di Amerika Serikat," tulis keterangan resmi Mahindra.
Hanya saja keputusan itu sepertinya diprediksi bukan akhir dari perseteruan Jeep dan Mahindra. Disebutkan situs The Drive, Jeep justru tengah menyiapkan upaya hukum lagi guna merespons keputusan pengadilan tersebut.
Editor: Ismet Humaedi