Kecepatan Koenigsegg Agera RS Bisa Bertambah hingga 482 Km/Jam

DETROIT, iNews.id - Kabar terbaru datang dari mobil tercepat di dunia, Koenigsegg Agera RS. Koenigsegg dan Michelin mengungkapkan settingan RS Agera bisa mencapai rekor kecepatan 300 mph atau 482 km/jam.

Pada November 2017, RS Agera membuat rekor kecepatan mobil versi produksi dengan rata-rata 277,9 mph (445 km/jam) di atas aspal dekat Las Vegas, Amerika Serikat (AS).

Berbicara kepada The Drive di Detroit Auto Show 2018, bos Koenigsegg Christian Von Koenigsegg dan manajer produk Michelin Eric Schmedding sepakat ban Pilot Sport Cup 2 memiliki banyak hal untuk diberikan.

"Jika seseorang ingin membuat rekor itu, sangat bisa dilakukan. Untuk mobil kita membutuhkan lebih banyak RPM dan rasio gigi yang lebih panjang, tapi kita bisa mencapai 300 mph sekarang," ujar Von Koenigsegg, seperti dilansir dari Carscoops, Senin (22/1/2018).

"Sangat menakutkan dan sangat berbahaya untuk mendorong ini, karena ada banyak aspek yang tidak terkendali, seperti binatang, tumbleweeds, benjolan, angin. Itu bisa dilakukan, tapi itu bukan tujuan kita," lanjutnya.

Salah satu hal yang paling menarik tentang rekor kecepatan rata-rata saat ini dari Agera RS adalah rekor dengan ban Pilot Sport Cup 2 yang sama dipasang pada Bugatti Chiron.

Sebelum menjalankannya, Michelin sendiri tidak menyadari bagaimana ban akan bertahan karena mereka tidak pernah dirancang untuk kecepatan seperti itu. Namun, setelah menganalisis pemecahan rekor, produsen ban menyimpulkan bahwa ban tidak berada di dekat batas mereka.

Menurut Schmedding, potensi memukul 300 mph dengan ban tergantung seberapa cepat mobil bisa melaju ke kecepatan tersebut. "Penumpukan panas bisa terjadi sangat cepat pada kecepatan itu, dan saat itulah Anda akan mengalami kegagalan," katanya.

"Sebagian besar persamaannya adalah seberapa cepat Anda bisa sampai di sana. Jika mobil bisa sampai 270 mph cukup cepat, tapi butuh waktu 5 menit untuk mendapatkan 270-300, itu tidak benar-benar akan berhasil. Jadi, untuk lari 300 mph plus, kami masih ingin melakukan validasi tambahan," jelasnya.

Editor: Dani M Dahwilani