McLarens Siapkan Hypercar Hybrid Super Kencang BP23
WOKING, iNews.id - Industri mobil listrik, khususnya hypercar electric akan semakin sengit. Bahkan untuk sekelas pabrikan McLarens yang sangat jarang mengomentari tentang mobil listrik, diam-diam memiliki strategi khusus untuk bermain di segmen mobil masa depan tersebut.
Bahkan, mereka mulai berani memastikan diri turun mengembangkan sebuah mobil listrik. Kabarnya, mobil pabrikan Inggris Raya ini bukanlah mobil biasa, mengingat McLaren merupakan salah satu produsen supercar di dunia. Hal tersebut menambah daftar persaingan hypercar electric di masa depan semakin seru.
Dilansir dari Carscoops, Senin (8/1/2018), mobil tersebut tertangkap kamera memakai kamuflase sedang diuji coba versi prototipe yang diberi kode nama BP23. Kemungkinan besar BP23 baru akan diperkenalkan perdana pada 2019.
Ini merupakan Proyek Bespoke 2 dengan 3 kursi, meneruskan jiwa ikonik F1 yang juga menampilkan tiga kursi dengan satu kursi sentral pengemudi. Kendaraan ini memegang rekor sebagai mobil tercepat di dunia pada 1992 sampai 2005 dengan kecepatan 240,1 mph (386,4 km/jam), sebelum akhirnya dipatahkan Koenigsegg CCR dengan kecepatan maksimum 241,63 mph (388,87 km/jam).
"Proyek yang kami kerjakan adalah meneruskan semangat mobil ikonik F1 terdahulu yang mampu menyandang status mobil tercepat di dunia dalam kurun waktu 13 tahun (1992-2005). Kemungkinan ini menjadikan mobil listrik seri ultimate tercepat di dunia yang dimiliki McLarens," ujar Chris Goodwin, selaku kepala penguji McLarens.
Seperti semua mobil McLarens, BP23 akan menggunakan chasis serat karbon MonoCage yang sudah berevolusi. Mobil tersebut akan didukung powertrain hybrid, seperti P1 yang terdiri dari mesin twin turbo V8 kapsitas 4.0 liter, serta motor listrik yang mampu melontarkan tenaga lebih dari 1.000 hp (tenaga kuda).

Pengembangan mobil listrik, termasuk tenaga hybrid, sudah dilakukan sejak P1 Hybrid. Bahkan mereka memiliki rencana pada 2022 penjualan mereka, nantinya 50 persen dikuasai mobil berteknologi hybrid.
Lebih spesifik tentang rangkaian perjalanan dan kendala yang mereka hadapi saat ini tak berbeda dengan masalah yang dihadapi brand lain, yaitu baterai. Kekuatan Tesla Motors yang sudah lebih dulu menggenjot riset dan produksi mobil listrik, juga jadi tantangan besar bagi McLaren.
Tentu saja pengembangan baterai saat ini masih menjadi isu utama para pemain mobil listrik. Namun, rata-rata mereka masih mengejar jarak tempuh yang jauh, ketimbang menghasilkan baterai yang memiliki tenaga sangat kuat.
"Mari ambil contoh, Anda ingin berkendara sekitar 1,5 jam. Jika ini adalah mobil listrik, maka mobil tersebut harus memiliki jarak tempuh hingga 804 kilometer dan itu akan berakhir seperti pancake di panggangan. Dibutuhkan energi untuk melakukan kinerja keras, dan Anda harus mengisi ulang," jelas Engineering Design Director McLaren, Parry Williams kepada Autoevolution.
Editor: Dani M Dahwilani