Mengenal Morisa, Perempuan Hebat Indonesia di Balik Kesuksesan Teknologi Mobil Listrik Tesla

JAKARTA, iNews.id - Indonesia tidak pernah kehabisan orang-orang hebat yang berkarya di kancah dunia. Salah satunya Moorissa Tjokro. 

Perempuan yang akrab disapa Morisa ini adalah orang di balik kesuksesan teknologi autopilot Tesla. Seperti apa sosok Morisa ini? 

Baca Juga

Viral Pemudik Bawa Kulkas Besar di Mobil untuk Pulang kampung, Netizen: Mudik Apa Minggat? 

Dilansir dari akun Instagram @belakang_kelas, Morisa merupakan seorang insinyur wanita asal Malang. Dia bekerja sebagai senior system engineer di perusahaan mobil listrik Amerika Serikat (AS), Cruise. 

Sebelum bekerja di Cruise, Morisa adalah seorang Autopilot Software Engineer di perusahaan milik Elon Musk, Tesla. Hebatnya, dia adalah salah seorang di balik kesuksesan teknologi mobil listrik Tesla. 

Baca Juga

Bila Insentif Keluar, Chery Siap Boyong Mobil Hybrid ke Indonesia

Morisa melakukan pekerjaan mencakup komputer vision dan sistem swakemudi. Teknologi yang dikembangkannya memastikan sistem autoplot membuat pengemudi tidak perlu lagi menginjak pedal rem dan gas, serta memutar kemudi atau memindahkan transmisi.

Terkait perjalanan pendidikannya, wanita kelahiran 1 Desember 1994 ini menghabiskan masa SD hingga SMP di Malang, Jawa Timur. Lalu, melanjutkan pendidiklan di SMP Pelita Harapan.

Baca Juga

Microsleep Jadi Musuh Pemudik, Ini Harus Diperhatikan agar Tidak Tertidur saat Mengendarai Mobil

Sebelum lulus SMA, dia mendapatkan beasiswa dari Wilson and  Shanon Technology untuk melanjutkan D3 bidang sains di Seatle Central College. Kemudian, dia melanjutkan S1 jurusan Teknik Industri dan Statistik di Georgia Institute of Technolgy, AS. Dia lulus dengan predikat semua cumlaude dan menjadi lulusan termuda serta insinyur perempuan terbaik di Georgia Tech.

Selanjutnya, Morisa melanjutkan kuliah S2 jurusan data science di Columbia University, Amerika Serikat. Morisa juga pernah bekerja sebagai Machine Learning Resercher di Badan Antariksa Amerika, NASA, Advokat Humanitarian untuk PBB, dan relawan untuk mengajar ilmu data science di berbagai negara.

Editor: Dani M Dahwilani