JAKARTA, iNews.id - Kehadiran
mobil Low Cost Green Car (LCGC) membuat pamor segmen city car perlahan mulai meredup. Pasalnya, beberapa produk yang ada di segmen tersebutpenjualannya semakin terpuruk dan salah satunya adalah
Nissan March.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), angka penjualan wholesales (dari pabrik ke dealer) mobil ini tak sampai 50 unit per bulan.
Januari 2019 lalu saja, city car ini hanya berhasil meraih penjualan sebanyak 25 unit dan sempat naik di Februari sebanyak 44 unit. Kemudian turun lagi di Maret dengan angka 39 unit, April 9 unit, dan Mei 8 unit saja.
Lantas, apa yang membuat Nissan March menjadi seterpuruk itu?
Kemungkinan terbesar ialah harganya yang tidak terlampau jauh dengan mobil LCGC. Sejak 2013 lalu, Nissan March berstatus CBU (completely built-up) atau diimport secara utuh dari Thailand sehingga banderolnya cukup tinggi yakni Rp185,8 - 225,6 juta.
Dengan harga tersebut, fitur yang ditawarkan pun pas-pasan. Tenaga yang dimiliki juga kalah saing dengan kompetitor-kompetitornya,
Performa Nissan March mengandalkan mesin 1.200 cc yang menghasilkan tenaga sebesar 75 hp. Sedangkan varian 1.500 cc hanya menghasilkan 100,6 hp.
Sebagai perbandingan, mesin 1.200 cc Daihatsu Ayla dapat menyemburkan tenaga sebesar 89 hp. Sedangkan mesin 1.500 cc milik Toyota Avanza sanggup memuntahkan tenaga maksimum 105 hp.
Dengan catatan penjualan yang terus menurun apakah PT Nissan Motor Indonesia (NMI) akan menyuntik mati Nissan March, tetap mempertahankannya atau justru menghadirkan model baru? Kita tunggu saja.
Editor: Dini Listiyani