Nekat Terobos Banjir, Perhatikan Bagian Mobil Ini agar Tidak Mogok di Jalan
JAKARTA, iNews.id – Sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa pekan terakhir diguyur hujan deras. Ini menyebabkan sejumlah daerah di Jakarta dan sekitarnya terendam banjir.
Tapi, masih banyak pengendara yang nekat menerjang banjir. Akibat salah perhitungan beberapa kendaraan pun mogok saat melibas genangan.
Sebenarnya, setiap mobil bisa menerjang banjir jika pengendara tahu batasannya. Bagaimana tindakan pengendara ketika melewati genangan air cukup tinggi dan mencegah air terhisap ke ruang mesin yang dapat penyebabkan mogok?
Technical Support Astra2000 Agus Mustafa memberikan tips bagi pengendara mobil yang terpaksa melewati banjir untuk sampai ke tujuan. Cara sederhana mengukurnya batas aman untuk melewati genangan air adalah setinggi ujung knalpot.
“Caranya mudah, kita lihat saja mobil di depan, kalau tipenya sama bisa dilihat ujung knalpotnya. Kalau sudah tertutup air sebaiknya jangan dipaksakan, nanti airnya bisa tersedot ke mesin,” kata Agus saat dihubungi Jumat (7/10/2022).
Dia menuturkan bahaya air yang terhisap ke ruang pembakaran mesin adalah piston akan berhenti bekerja dan bisa pecah, ini biasa disebut water hammer. Untuk perbaikannya memakan biaya sangat besar karena ada banyak komponen mesin harus diganti.
“Terpenting jangan sampai masuk ke saringan udara. Kalau mobil sudah terlanjur terendam banjir matikan kelistrikan, pastikan semuanya kering agar tidak korslet,” ujar Agus.
Dia menjelaskan bukan hanya menerjang banjir yang berbahaya bagi mobil, genangan air yang tidak terlalu tinggi juga bisa menyebabkan risiko besar bagi pengendara. Salah satunya aqua planing atau hydro planing.
"Ini merupakan kondisi di mana saat mobil melaju kencang di genangan air ban tidak menapak pada aspal karena sudah gundul sehingga mobil bisa tergelincir dalam kecepatan tinggi.
“Mobil melintir sesuai dengan kecepatannya. Jika melaju cepat dan ada genangan sangat besar kemungkinan untuk terkena aqua planing. Jadi kita harus menjaga kecepatan dan konsentrasi saat berkendara,” kata Agus.
Sebab itu, ban dan rem harus diperiksa saat musim hujan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Tidak perlu penggunaan ban spesifik karena produsen sudah menciptakan ban untuk dua kondisi.
“Kalau ban tidak ada spesifikasi khusus, yang standar juga sudah cukup. Yang pasti perhatikan keausan ban dan kekerasan ban,” ujarnya.
“Rem juga perlu diperhatikan. Biasanya kalau habis hujan itu rem suka bunyi jadi perlu dibersihkan. Saran saya sih dilakukan servis berkala sebelum musim hujan,” kata Agus.
Editor: Dani M Dahwilani