Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Biaya Tol Jakarta-Palembang, Pastikan Saldo e-Toll Cukup
Advertisement . Scroll to see content

Pengemudi Dituntut Waspada, Ini Risiko Berkendara di Jalan Tol

Sabtu, 21 Oktober 2023 - 06:01:00 WIB
Pengemudi Dituntut Waspada, Ini Risiko Berkendara di Jalan Tol
Ilustrasi jalan tol. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id- Pemerintah terus meningkatkan infrastruktur, berupa jalan tol demi mempermudah masyarakat. Tapi, ada risiko yang mengintai ketika berkendara di jalan bebas hambatan.

Berdasarkan data dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), per tahun 2022, pemerintah telah membuka 10 ruas jalan tol baru dengan total jarak sepanjang 142 KM. 

Meski infrastruktur telah dibangun sesuai standar, kecelakaan di jalan tol masih kerap terjadi akibat berbagai faktor eksternal.

National Sales Manager PT Hankook Tire Sales Indonesia Apriyanto Yuwono mengatakan jalan tol bisa mengurangi kecelakaan. Tapi, ia mengungkapkan insiden bisa saja terjadi karena berbagai faktor, terutama kesalahan manusia, dalam hal ini pengemudi yang lalai.

"Keberhasilan jalan tol sebagai jalan bebas hambatan selaras dengan rendahnya tingkat kecelakaan lalu lintas. Kontrol dan pengawasan dari pemerintah sudah sangat baik, mulai dari pengadaan rest area pada jarak tempuh yang ideal, aturan tilang elektronik, dan anjuran pembatasan kecepatan bagi pengemudi. Sekarang, pengendara yang perlu semakin proaktif dalam memperhatikan faktor eksternal yang meningkatkan keselamatan, seperti kondisi kendaraan termasuk ban sebagai komponen penunjang,”  kata Apriyanto dalam siaran pers. 

Berikut beberapa faktor risiko kecelakaan di jalan tol, serta tips untuk mengatasinya saat berkendara seperti dibagikan oleh Hankook Tire.

1. Cuaca Ekstrem 

Cuaca buruk seperti hujan deras dapat membuat jalan tol yang mulus terasa semakin licin dan penuh genangan. Hal ini dapat mempengaruhi stabilitas kendaraan, visibilitas pengemudi, dan daya cengkram mobil. 

Kondisi tersebut dapat memicu hilangnya traksi ban pada permukaan jalan saat melintasi genangan, yang sering disebut aquaplaning. Pilih ban yang memiliki kemampuan pengereman yang baik di kondisi jalanan basah antara lain yang memiliki pola tapak dengan jalur lurus sehingga air dapat terpecah. Selain itu periksa rem kendaraan sebelum berkendara untuk menghasilkan pengereman yang baik.

2. Kebiasaan Menyetir

Menurut data Kementerian Perhubungan, 61 persen penyebab kecelakaan adalah faktor manusia. Jalan tol yang memiliki karakteristik medan yang relatif lurus, serta minim tikungan, kemiringan, dan elevasi, membuat pengendara kerap mengemudi dengan kecepatan tinggi di atas 80 km/jam.

Jaga rata-rata kecepatan berkendara di 60-80 km/jam dan jaga jarak antar kendaraan dengan memperhitungkan blind spot area yang kerap tidak terlihat di kaca spion. Selain itu melakukan aktivitas saat menyetir, seperti menggunakan ponsel, merupakan kebiasaan yang harus dihindari agar fokus tidak terpecah.

3. Pecah Ban

Pecah ban saat berkendara terjadi ketika ban tidak mampu mencengkram aspal. Umumnya, ban kehilangan kemampuan tersebut saat kondisi ban sudah tidak prima, seperti tapaknya gundul, dan kurang angin. Untuk itu, pastikan tekanan angin pada ban di angka 32 hingga 35 psi (per square inch). 

Lakukan pengisian angin pada saat ban dalam kondisi dingin, sebab saat ban masih panas tekanan udara akan meningkat sehingga ban dapat memuai dan mengempis. Periksa ban dengan cermat untuk mengetahui apakah ada tanda kerusakan seperti ban sobek, muncul benjolan, atau keausan yang berlebih.

Editor: Ismet Humaedi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut