Penyebab Ban Mobil Bisa Benjol, Bukan karena Tekanan Angin Tinggi Ini Faktanya
JAKARTA, iNews.id – Ban benjol pernah dialami sebagian banyak orang pengguna kendaraan. Lantas, apa penyebab ban mengalami benjol?
Kondisi ban mobil benjol selain membuat berkendara menjadi tak nyaman, tapi juga berbahaya dari sisi keselamatan.
Mitosnya, ban benjol terjadi karena tekanan angin ban terlalu tinggi. Mitos atau fakta? Berikut jawabannya seperti dipaparkan Auto2000.
Penyebab utama dari ban mobil benjol adalah tekanan udara ban yang justru karena kurang. Ban yang tekanan udaranya kurang selanjutnya menabrak benda keras seperti batu, trotoar, atau lubang jalan.
Tumbukan keras ini akan menyebabkan dinding ban menekuk, terjepit antara pelek dan permukaan jalan secara tiba-tiba, lalu membuat anyaman benang pada dinding ban putus.
Benjol atau tonjolan di dinding ban tidak langsung muncul saat ban masih kekurangan tekanan udara. Saat tekanan udara ban ditambah, udara akan mengisi rongga bekas benang yang patah dan muncul benjol di dinding ban.
Saat ban benjol anda akan merasakan seperti melewati jalan yang bergelombang terus menerus ketika salah satu ban benjol. Kekuatan ban juga berkurang karena benang penahannya sudah putus, cukup riskan jika kembali menabrak benda keras atau menahan bobot mobil saat muatan penuh.
Dalam jangka panjang, permukaan luar dinding ban dapat sobek sehingga anyaman benang terkena air dan udara luar. Akibatnya akan timbul karat yang semakin merusak dinding ban. Ban dapat meletus kapan saja ketika mendapatkan tekanan kerja yang berat.
Tips Cegah Ban Mobil Benjol
Tipsnya sederhana saja, yaitu menjaga tekanan udara ban sesuai rekomendasi pabrikan Toyota. Karena jika tekanan udara ban kurang, bisa menyebabkan keausan ban di kedua sisi luar, setir berat, hingga ban benjol saat menabrak benda keras.
Namun bukan berarti Anda bebas mengisi ban dengan tekanan udara melebihi standar karena tetap ada dampak buruknya. Ini bisa menyebabkan setir terlalu ringan, ban kehilangan grip sehingga sulit dikendalikan, hingga keausan ban dominan di sisi dalam.
Editor: Ismet Humaedi