Mobil Listrik di Dunia Diprediksi Masih Mahal dalam 3-5 Tahun ke Depan
LONDON, iNews.id - Produsen otomotif di dunia sudah mulai memproduksi dan memasarkan mobil listrik secara massal. Namun, minimnya infrastruktur membuat harga mobil nol emisi ini masih tinggi.
Dilansir dari Motor1, Kamis (19/9/2019), kondisi tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di beberapa negara maju yang sudah meregulasi kendaraan listrik dan berbagai subsidi.
CEO Jaguar Land Rover (JLR), Ralf Speth memprediksi harga mobil listrik masih tinggi dalam 3 hingga 5 tahun ke depan. Salah satu masalahnya ada infrastruktur.
Ralf mengungkapkan, kurangnya infrastruktur membuat ketersediaan lokasi pengisian daya baterai terbatas. Akhirnya, banyak pabrikan yang menggunakan baterai berkapasitas besar dengan biaya tidak sedikit.
"Saya harap ada perbaikan infrastruktur. Harga mobil listrik tinggi karena memang baterainya besar. Jika banyak terdapat stasiun pengisian daya, tentu baterainya akan lebih kecil dan membuat harga mobil listrik turun," kata Ralf.
Dia yakin mobil listrik akan menjadi masa depan kendaraan yang solutif tak hanya bagi JLR, tapi juga pabrikan lain. Karena itu, stasiun pengisian daya baterai diharapkan lebih menjamur.
"Kami butuh lebih banyak stasiun pengisian daya dengan fitur fast-charging. Ini penting untuk menyambut masa depan yang lebih efisien, ramah lingkungan dan sesuai kemampuan daya beli masyarakat," katanya.
Sekadar informasi, pabrikan mobil mewah Inggris ini juga punya mobil listrik andalan, yakni Jaguar I-Pace. Mobil listrik ini di Inggris dibanderol Rp1,3 milar sampai Rp1,7 miliar.
Editor: Dani M Dahwilani