Preteli Lagi Mobil Listrik China, Jepang Cari Tahu Kenapa Bisa Dijual Murah
JAKARTA, iNews.id- Jepang lagi-lagi penasaran dengan teknologi mobil China. Mereka kembali preteli mobil listrik buatan China untuk bisa mengungkap kenapa bisa dijual dengan harga murah.
Pertama, seorang profesor dari Nagoya University, Masayoshi Yamamoto, membeli mobil listrik murah dari China, Wuling Hongguang Mini EV. Seluruh komponen mobil listrik mungil China itu dibongkar dan dipreteli. Dia penasaran Wuling bisa menjual mobil listrik itu di harga 28.800 Yuan atau setara Rp65,6 juta.
Kali ini giliran media massa Jepang yang mencoba melakukan hal yang sama. Nikkei BP, membeli mobil listrik buatan BYD yakni BYD Seal yang termasuk kategori mobil listrik murah. BYD Seal dijual di harga 189.800 Yuan atau mencapai Rp397,09 juta.
Jika dibandingkan dengan kompetitornya seperti Hyundai Ioniq 6 dan Tesla Model 3, BYD Seal termasuk murah. Dibilang murah karena kompetitor BYD Seal seperti Tesla Model 3 dijual dengan harga 240 dolar AS atau sekitar Rp602 jutaan. Sedangkan Hyundai Ioniq 6 dibanderol y mencapai 42.715 dolar AS atau sekitar Rp639,4 juta.
Dari situ Nikkei BP penasaran kenapa harga BYD Seal jauh lebih terjangkau dibanding kompetitornya. Tidak main-main selisih harganya bisa mencapai Rp100 jutaan lebih.

Seluruh proses mencopot komponen BYD Seal pun didokumentasikan dalam sebuah buku setebal 350 halaman. Nikkei BP menuliskan berbagai informasi di setiap halamannya mengenai status komponen dan tujuan penggunannya.
Dalam informasi yang sama mereka juga melakukan perbandingan harga dengan komponen-komponen yang sama yang dijual di Jepang. Nikkei BP juga menguji serta memandingkan sasis mobil serta teknologi baterai yang digunakan.
Menariknya dikutip Autopro, Nikkei BP justru percaya BYD justru memiliki teknologi yang sangat tinggi dibandingkan dengan Tesla.
"Kami percaya bahwa BYD telah melampaui Tesla untuk menjadi produsen kendaraan listrik nomor satu di dunia. BYD bahkan memiliki pandangan jauh ke depan untuk memimpin standar dunia dalam desain," sebut Nikkei BP.
Lebih lanjut Autopro mengatakan, mempreteli komponen mobil sebenarnya bukan hal yang baru di dunia otomotif. Upaya tersebut sebenarnya sering dilakukan oleh beberapa pabrikan mobil untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan mobil kompetitor. Namun, hal seperti yang dilakukan Nikkei BP dan Profesor Masayoshi Yamamoto dari Nagoya University termasuk jarang.
Editor: Ismet Humaedi