Saingi China, Pabrikan Eropa Kompak Kurangi Biaya Produksi Baterai Mobil Listrik
JAKARTA, iNews.id - Pabrikan mobil di dunia mulai berlomba-lomba mengurangi biaya produksi baterai mobil listrik. Semuanya gara-gara China.
Dikutip Autoblog, Senin (11/12/2023), berbagai pabrikan mobil dunia ingin menekan biaya produksi baterai mobil listrik agar harga bisa turun. Saat ini mobil-mobil listrik buatan China jauh lebih terjangkau dibanding mobil-mobil listrik lainnya.
"Sekarang produsen mobil dunia mulai berupaya membuat mobil listrik terjangkau, mereka tahu jika itu tidak dilakukan maka akan kalah dengan China," ujar Andy Palmer, chairman of Brill Power.
Dia mengatakan saat ini baterai memang jadi faktor utama dari harga mobil listrik. Biaya produksinya bisa dibilang sangat mahal.
Sayangnya harga baterai tersebut berimbas kepada harga mobil listrik. Di saat yang sama juga berpengaruh pada penjualan mobil listrik.
Para pabrikan mobil dunia melihat perlunya upaya mengurangi biaya produksi baterai mobil listrik. Menurut Andy Palmer, hal itu sudah terlihat di Renault yang mengklaiim berhasil mengurangi biaya produksi baterai mobil listrik.
Itu juga yang dilakukan Stellantis yang kini menjalin kerja sama dengan pabrik baterai China, CATL. Kini baterai mobil listrik buatan CATL yang harganya murah sudah terpasang di mobil listrik Citroen e-C3. Faktanya Citroen e-C3 memiliki banderol harga 24.540 dolar AS atau setara Rp376,8 juta.
Di Indonesia Citroen e-C3 juga sudah dihadirkan. Walau belum resmi dijual diperkirakan harganya memang ada di bawah Rp400 juta.
Sementara CEO Veekim Peter Siegle mengatakan upaya itu dilakukan dengan mencari sumber daya pembuatan baterai baru. Faktanya saat ini China memang mendominasi pertambangan dan pengolahan mineral yang memang diperlukan untuk produksi baterai mobil listrik.
Peter Siegle menyebutkan pabrikan mobil Jerman telah mengembangkan motor listrik dan baterai menggunakan ferit atau bubuk besi. Dia mengatakan penggunaan ferit yang lebih murah dan proses berbiaya rendah. Penggunaan material itu diperkirakan dapat memangkas harga motor listrik sebesar 20 persen.
Editor: Ismet Humaedi