Skandal Uji Tabrak, Toyota: Daihatsu Hentikan Produksi dan Pengiriman Mobil
JAKARTA, iNews.id - Toyota mengumumkan penghentian sementara pengiriman model kendaraan dikembangkan Daihatsu, baik yang sedang diproduksi di Jepang maupun luar negeri. Langkah ini menyusul hasil investigasi dari komite independen yang menemukan penyimpangan prosedur.
Kabar tersebut diungkapkan Toyota Motor Corporation (Toyota) sebagai induk perusahaan. Sebab itu, Toyota menghentikan sementara pengiriman model yang terkena dampak.
Dalam keterangan resminya, Toyota mengungkapkan hasil investigasi mengenai kecurangan uji tabrak menemukan kejanggalan pada 174 item dalam 25 kategori pengujian. Dari hasil tersebut ditemukan sebanyak 64 model dan 3 mesin kendaraan yang saat ini diproduksi, dikembangkan, atau dihentikan produksinya, termasuk 22 model dan 1 mesin yang dijual Toyota.
Sebelumnya, komite independen menyelidiki Daihatsu setelah pada April lalu terjadi kecurangan tes keselamatan tabrakan samping yang dilakukan terhadap 88.000 mobil kecil. Di mana sebagian besar dijual dengan merek Toyota.
Kabar terbaru menunjukkan cakupan skandal jauh lebih besar daripada yang diperkirakan sebelumnya. Temuan ini berpotensi menodai reputasi produsen mobil dalam hal kualitas dan keamanan.
Toyota mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "reformasi mendasar" diperlukan untuk merevitalisasi Daihatsu sebagai sebuah perusahaan di samping peninjauan ulang operasi sertifikasi.
"Ini akan menjadi tugas yang sangat signifikan yang tidak dapat diselesaikan dalam semalam. Ini tidak hanya membutuhkan peninjauan ulang manajemen dan operasi bisnis, tetapi juga peninjauan ulang organisasi dan struktur," kata Toyota.
Sebagai informasi, Daihatsu memproduksi 1,1 juta kendaraan selama 10 bulan pertama tahun ini, hampir 40 persen di antaranya diproduksi di luar negeri. Daihatsu menjual sekitar 660.000 kendaraan di seluruh dunia selama periode tersebut dan menyumbang 7 persen dari penjualan Toyota.
"Kami ingin menyampaikan permintaan maaf yang tulus atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelanggan," katanya.
Selama penyelidikan yang dilakukan komite independen, Daihatsu menerima beberapa informasi mengenai model yang mungkin terlibat dalam penyimpangan prosedur. Sebagai tanggapannya, Daihatsu telah melakukan verifikasi teknis satu per satu dan pengujian kendaraan sebenarnya untuk kendaraan-kendaraan ini untuk memastikan kinerja keselamatan dan lingkungannya memenuhi standar hukum.
Pada penyelidikan tahap akhir, ditemukan unit kontrol airbag (ECU) yang berbeda dari model produksi massal digunakan untuk pengujian airbag Daihatsu Move/Subaru Stella, Daihatsu Cast/ Toyota Pixis Joy, Daihatsu Gran Max/Toyota Town Ace/Mazda Bongo.
Meskipun verifikasi teknis memastikan airbag memenuhi standar kinerja perlindungan penumpang, selama pengujian ditemukan "Standar Kinerja Keselamatan untuk Evakuasi Penumpang (Membuka)" pada uji tabrakan samping Daihatsu Cast /Toyota Pixis Joy mungkin tidak mematuhi hukum.
"Saat ini, kami tidak mengetahui adanya informasi kecelakaan terkait masalah ini. Namun kami sedang melakukan verifikasi teknis menyeluruh dan menyelidiki penyebabnya untuk mengambil tindakan yang diperlukan sesegera mungkin," kata Toyota.
"Kami menganggap sertifikasi sebagai prasyarat utama untuk menjalankan bisnis sebagai produsen mobil. Kami menyadari betapa seriusnya fakta bahwa Daihatsu mengabaikan proses sertifikasi telah mengguncang fondasi perusahaan sebagai produsen mobil," ujarnya.
Toyota menegaskan, untuk mencegah kasus ini terulang kembali, selain peninjauan ulang operasi sertifikasi, diperlukan reformasi mendasar untuk merevitalisasi Daihatsu sebagai sebuah perusahaan.
"Ini akan menjadi tugas yang sangat penting yang tidak dapat diselesaikan dalam semalam. Hal ini tidak hanya memerlukan tinjauan terhadap manajemen dan operasional bisnis, namun juga tinjauan terhadap organisasi dan struktur," katanya.
Editor: Dani M Dahwilani