Sopir Sering Jadi Penyebab Kecelakaan Truk, KNKT Minta Pemerintah Bikin Sekolah Pengemudi
JAKARTA, iNews.id - Kasus kecelakaan truk kembali terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Dugaan awal terjadi karena pengemudi kurang mahir dalam mengendarai kendaraan besar. Sebab itu, sekolah pengemudi truk dibutuhkan untuk mencegah hal serupa terulang.
Plt Ketua Subkomite Lalu Lintas Angkutan Jalan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengungkapkan maraknya kecelakaan truk di Indonesia karena banyak pengemudi tidak terdidik dan mendapat pelatihan dengan baik.
Wildan memberikan contoh bagaimana seorang pilot mendapatkan lisensi untuk menerbangkan pesawat. Dia menjelaskan seorang pilot harus memiliki pengalaman terbang selama 1.500 jam, baru bisa mengikuti sertifikasi untuk mendapatkan Commercial License Pilot.
"Pilot tidak serta merta bisa menerbangkan semua pesawat, harus memperoleh sertifikat untuk setiap jenis pesawat yang akan diterbangkan. Karena setiap pesawat beda merek, beda tipe, teknologinya bisa berbeda," kata Wildan, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Wildan, kebanyakan pengemudi bus dan truk di Indonesia bisa mengemudi karena belajar otodidak. Tidak memiliki pemahaman mendalam terhadap keselamatan dan keamanan di jalan raya dalam mengemudikan kendaraan besar.
"Pengemudi bus dan truk di Indonesia selama ini belajar secara otodidak, dari teman- temannya dan lain-lain. Tidak ada yang belajar secara terstruktur sebagaimana moda lainnya. Sebab itu KNKT membuat rekomendasi ke pemerintah agar segera membuat sekolah mengemudi bagi pengemudi bus dan truk," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam pasal 77 (ayat 4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, menyebutkan untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi Kendaraan Bermotor Umum, calon pengemudi wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan pengemudi angkutan umum.
Editor: Dani M Dahwilani