Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Tak Ada Insentif, Penjualan Mobil Listrik Tahun Depan Diprediksi Merosot
Advertisement . Scroll to see content

Survei Mobil Listrik di Dunia, Singapura dan Belanda Paling Siap

Selasa, 22 Oktober 2019 - 08:01:00 WIB
Survei Mobil Listrik di Dunia, Singapura dan Belanda Paling Siap
Selama 12 bulan terakhir, penjualan mobil listrik meningkat siginifikan di Singapura (241 persen) dan Belanda (120 persen). (Foto: Data Roland Berger)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Memburuknya polusi udara dan perubahan iklim berdampak pada tekanan publik terhadap industri otomotif. Bahkan, otoritas di Eropa telah menerapkan batasan emisi bagi pabrik-pabrik otomotif.

Di mana setiap kendaraan fleet OEM yang diproduksi harus memenuhi rata-rata emisi 95g CO2/km mulai 2021. Dalam laporan tahunan Radar Disrupsi Otomotif (Automotive Disruption Radar/ADR) ke-6, Roland Berger menunjukkan, industri otomotif sudah on-track dalam memenuhi target emisi.

Ini terlihat walaupun penjualan mobil di dunia lesu, penjualan kendaraan berbasis listrik justru tumbuh. Selama 12 bulan terakhir, penjualan mobil listrik meningkat siginifikan di Singapura (241 persen) dan Belanda (120 persen).

Berdasarkan survei ADR terhadap 16.000 konsumen di 17 negara, pangsa pasar kendaraan listrik dan plug-in hybrid masih hanya sekitar 5 persen di China, 2,5 persen di Jerman, dan 1,8 persen di Amerika Serikat.

"Perusahaan OEM di seluruh dunia telah meningkatkan kapasitas produksi kendaraan listrik, mengakuisisi supply baterai, dan menyiapkan rancangan untuk transformasi industri otomotif. Namun, infrastruktur untuk era kendaraan listrik masih belum tersedia," ujar Wolfgang Bernhart, partner dan pimpinan global konsultan strategi otomotif Roland Berger, dalam keterangan persnya kepada iNews.id.

Di bidang infrastruktur pengisian listrik umum, Belanda adalah negara paling dominan dengan rata-rata 29,3 stasiun pengisian baterai listrik per 100 km. China hanya memiliki 8,3 per 100 km, Singapura 4,3, Jepang 3,0 dan Dubai 17,6.

Absennya perkembangan infrastruktur pelistrikan menjadi hambatan utama bagi konsumen yang ingin berpindah dari kendaran konvensional ke kendaraan listrik modern. Di mana 80 persen generasi profesional muda berumur 18-29 tahun di Amerika dan China mengatakan mereka tertarik membeli mobil listrik.

"Semakin banyak kota di dunia dan area-area metropolitan yang menerapkan regulasi lalu lintas untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup. Konsumen sudah siap berganti ke kendaraan lain," ujar Stefan Riederle, co-author dari laporan ADR.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut