Hentikan Produksi akibat Kerusakan Sistem, Toyota Segera Pulihkan Pabrik
JAKARTA, iNews.id - Toyota Motor Corp menghentikan operasi pabrik perakitannya di Jepang. Ini terjadi akibat kerusakan sistem yang menyebabkan produksi kendaraan domestik dan global terhenti.
Dikutip dari Reuters, Rabu (29/8/2023), Toyota sempat menghentikan lini produksi di 12 pabrik di pasar dalam negeri mulai Rabu pagi dan dua pabrik mulai sore hari.
Perusahaan terus menyelidiki penyebab kerusakan tersebut, yang dikatakan bukan karena serangan siber dan mencegahnya memesan komponen.
Pabrik-pabrik tersebut secara keseluruhan menyumbang sekitar sepertiga dari produksi global Toyota, berdasarkan perhitungan Reuters.
Sebelumnya, produksi dalam negeri Toyota telah pulih setelah serangkaian pengurangan produksi yang diduga disebabkan oleh kekurangan semikonduktor. Output naik 29 persen pada Januari-Juni, peningkatan pertama dalam 2 tahun.
Produksi di Jepang rata-rata sekitar 13.500 kendaraan setiap hari pada paruh pertama tahun ini. Jumlah tersebut tidak termasuk kendaraan dari unit grup Daihatsu dan Hino.
Operasi dihentikan selama satu hari pada tahun lalu ketika pemasok mengalami serangan siber, sehingga menghambat kemampuan Toyota memesan suku cadang. Toyota kembali beroperasi menggunakan jaringan cadangan.
Para analis mengatakan Toyota mengganti produksi yang hilang selama pemadaman listrik, misalnya dengan menjalankan shift tambahan.
“Output berjalan pada kapasitas penuh sehingga hanya ada sedikit ruang tambahan untuk produksi,” kata Seiji Sugiura, analis di Tokai Tokyo Research Institute.
Insiden Selasa kemarin juga berdampak besar. Perusahaan grup Toyota Industries mengatakan pihaknya telah menghentikan sebagian operasi di dua pabrik mesin karena masalah di pabrik.
Toyota adalah pionir manajemen inventaris tepat waktu, yang menekan biaya namun menyebabkan gangguan rantai pasokan sehingga produksi berisiko.
Meskipun penyebab kerusakan terbaru ini masih belum jelas, perusahaan-perusahaan Jepang telah waspada dalam beberapa hari terakhir karena perusahaan-perusahaan dan kantor-kantor pemerintah melaporkan adanya gangguan panggilan telepon.
Pemerintah mengatakan panggilan tersebut kemungkinan besar berasal dari China dan terkait dengan pelepasan air radioaktif yang telah diolah oleh Jepang dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang hancur ke Samudera Pasifik.
Editor: Ismet Humaedi