Tren Elektrifikasi Berkembang, Ini Tugas Utama AEML Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik
JAKARTA, iNews.id- Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) memaparkan tantangan pengembangan kendaraan listrik di Indonesia di masa mendatang. Untuk itu, dibutuhkan ekosistem yang mendukung untuk mempermudah masyarakat menggunakan kendaraan listrik.
Seperti diketahui, Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) makin banyak penggunanya dan menjadi tren positif yang mulai diikuti masyarakat. Hal ini ditambah isu polusi udara Jakarta yang belakangan sempat memburuk dan tidak baik untuk kesehatan.
AEML pun memiliki visi misi untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik. Asosiasi tersebut menjadi wadah bagi para pionir di industri kendaraan listrik dan industri pendukung ekosistem mobilitas listrik di Indonesia.
Patrick Adhiatmaja, wakil ketua umum bidang teknis AEML dalam diskusi Editor Forum iNews.id, Rabu (13/9/2023), mengatakan anggota AEML saat ini mewakili industri baterai, manufaktur KBLBB, infrastruktur pengisian dan penukaran baterai.
“Tugas dan kontribusi AEML mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia. Utamanya, membuat nilai tambah dari jual beli kendaraan listrik dari alat-alat atau infrastruktur pendukung ini menjadi lebih baik. Saat ini lebih fokus untuk fasilitas passenger car, sementara untuk komersial seperti bus dan truk belum masuk ke AEML,” kata Patrick.
Saat ini, ada 14 anggota AEML yang mewakili industri baterai, manufaktur KBLBB, infrastruktur pengisian dan penukaran baterai. Termasuk BUMN seperti Pertamina pun menjadi salah satu penggagas sekaligus anggotanya.
Sebagai informasi, Patrick juga menjelaskan saat ini Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) sudah mencapai 1.300 unit. Hampir semua SPKLU dan SPBKLU berada di Ibu Kota.
"Kalau SPKLU dan SPBKLU sudah ada di level 800-900 unit sebenarnya tidak usah khawatir. Bahkan saya yakin jumlah pom bensin yang ada di Jakarta itu tidak sampai 1.000," kata Patrick.
Saat ini KBLBB telah menjadi fokus baru dari berbagai instansi, salah satunya Kementerian BUMN. Melalui Pertamina dengan Sub Holdingnya Pertamina New and Renewable Energy terus mengkampanyekan dan melakukan berbagai upaya strategis dalam pengembangan battery pack dan fasilitas pendukung EV Ecosystem lainnya.
Pertamina memiliki SPBU lebih dari 7.400 SPBU, 6.100 Pertashop, dan 63.000 outlet LPG sehingga Pertamina siap berkolaborasi dengan pihak lain dari berbagai negara untuk mengembangkan dan mengoptimalkan infrastruktur yang dimiliki ini untuk mendukung EV ecosystem terwujud di Indonesia.
Editor: Ismet Humaedi