Digempur Elektrifikasi, Segini Jumlah APM Motor Listrik di Indonesia
JAKARTA, iNews.id– Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengatakan saat ini pertumbuhan Agen Pemegang Merek (APM) motor listrik di Indonesia tumbuh pesat.
Hal ini terjadi sejalan dengan target pemerintah yang menginginkan 6 juta penggunaan motor listrik pada 2030. Itu membuat berbagai produsen datang ke Indonesia dengan memasarkan berbagai model motor listrik.
Budi menjelaskan bahwa pada 2019 lalu, jumlah APM motor listrik di Tanah Air hanya ada sembilan. Namun, sekarang jumlahnya semakin banyak dan terus bertumbuh berkat tingginya minat masyarakat akan motor listrik.
“Tepatnya saya harus update lagi. Tetapi yang sudah mengajukan uji tipe ke Kementerian Perhubungan, itu sudah sekitar 52 APM dengan tipe sepeda motor mencapai lebih dari 158 model,” kata Budi saat dihubungi iNews.id, Jumat (9/6/2023).
Aismoli sendiri berdiri pada Januari 2022 yang menaungi berbagai APM motor listrik yang tidak berada dalam naungan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Tujuannya adalah untuk menjembatani antara produsen dan pemerintah.
Budi sendiri mengatakan saat ini sejumlah produsen belum berani membangun pabrik di Indonesia karena masih melihat pasar motor listrik. Ini yang membuat jumlah APM yang masuk dalam program subsidi Rp7 juta tak banyak.
“Sekarang ada bermacam-macam pabrikan, ada yang dari sepeda sekarang ke motor listrik. Ini pasti bertahan lebih baik, karena mereka punya sumber daya. Ada yang juga sifatnya test market dulu, setelah ada pasarnya baru mereka bikin pabrik,” ujarnya.
Mengenai spesifikasi motor listrik, Budi mengatakan saat ini Aismoli terus berdiskusi dengan produsen agar menemukan titik terang mengenai komponen, seperti baterai dan motor penggerak, agar seragam ke depannya.
“Ini lagi kita pikirkan oleh Aismoli, kita sebagai asosiasi ini juga harus menjaga agar member-member kita ini bermain pada kualitas yang baik. Tujuannya agar pasar percaya kalau motor listrik ini berkelanjutan,” ucapnya.
“Kita memang punya kepentingan agar semua produsen menjaga kualitas, jangan speknya sampai tidak bagus. Ini juga harus ada kerja sama antara pemerintah dan asosiasi, supaya melakukan kesepakatan agar barang-barang yang masuk itu sudah sesuai standard dan sesuai ekspektasi konsumen,” kata dia.
Editor: Ismet Humaedi