Julian Johan Siap Cetak Sejarah di Rally Dakar 2026, Ini Mobil yang Bakal Digunakan
JAKARTA, iNews.id - Pembalap Indonesia Julian Johan (Jeje) siap mencetak sejarah di Rally Dakar, Arab Saudi, pada 3-17 Januari 2026. Dalam ajang ini, Jeje akan turun di kelas mobil klasik menggunakan Toyota Land Cruiser 100 DKR.
Sebagai event kelas dunia paling menantang, semua pembalap profesional bermimpi bisa mencicipi ajang ini. Namun, hanya beberapa orang pembalap Indonesia yang tercatat pernah merasakan reli ganas tersebut.
Tim Indonesia pertama yang bertempur di Relly Dakar adalah Tinton Soeprapto, Dali Sofari dan Richard Hendarmo. Mereka ikut Reli Dakar pada 1988. Ketiganya berlatih di padang pasir Gunung Bromo dan menggunakan Mitsubishi Pajero.
30 tahun kemudian ada Kasih Hanggoro dan Yudha Satria yang ikut pada 2010 dan 2011. Namun, mereka semua belum ada yang berhasil finish.
15 tahun kemudian, Jeje siap kembali membawa bendera merah putih di Reli Dakar 2026 Arab Saudi. Dia akan bersaing dengan 500 kendaraan dari berbagai pembalap dunia yang dibagi dalam beberapa kelas.
Untuk memperlancar persiapan balapan, Jeje memilih menyewa kendaran daripada membangun sendiri di Indonesia. Dia bermitra dengan workshop asal Prancis, Compagnie Saharienne, yang memiliki pengalaman di reli Dakar.
"Workshop ini akan mempersiapkan mobil, sekaligus menjadi Team Crew saat saya berada di Dakar 2026 nanti. Mereka sudah tahu mobil seperti apa regulasinya, jadi bisa minimalisir risiko mobil yang speknya tidak sesuai. Plus tim mekaniknya dari sana, jadi saya di sini bisa fokus persiapan," ujarnya.


Turun di kelas klasik mengandalkan Toyota Land Cruiser 100, kategori itu terbilang baru dan sudah ada sejak 2021, dikhususkan untuk mobil lansiran 2005 ke bawah. Dia akan ditemani co-driver asal Prancis, Mathieu Monplaisi.
“Kategori ini bikin saya tertarik karena bisa dibilang paling ramai pesertanya. Isinya mobil lama yang udah legendaris, seperti Pajero, Land Cruiser, atau G-Class lama itu semua ikut. Bikin orang jadi nostalgia, makanya pesertanya ramai,” ujarnya.
"Saya memutuskan untuk mengajak Mathieu. Karena menurut saya bukan sekedar skill terkait navigasi yang dibutuhkan, tapi juga skill mekanik, yang mungkin sangat dibutuhkan jika terjadi sesuatu ditengah gurun pasir," kata Jeje.

Sebelumnya, Jeje juga pernah mengikuti Asia Cross Country Rally (AXCR). Meskipun sama-sama menantang, menurutnya ada banyak perbedaan antara perhelatan AXCR dengan Rally Dakar.
Tak cuma mengandalkan kecepatan, melainkan kemampuan navigasi, ketahanan fisik, dan daya tahan kendaraan ikut dipertaruhkan. Jarak tempuhnya hingga 8.000 kilometer memakan waktu dua pekan.
Dalam Rally Dakar 2026 nanti, Jeje menargetkan bisa finish. Bisa finish di kejuaraan tersebut sama halnya seperti menyelesaikan reli terberat yang punya tingkat kesulitan tinggi hingga tingkat kegagalan tinggi sampai 50 persen.
“Targetnya finish, kalau tercapai maka jadi pebalap Indonesia pertama yang menyelesaikan Dakar. Dulunya akhir 80-an ada Pak Tinton Suprapto dan Pak Kasih Hanggoro tahun 2010 itu tidak sampai finish, hanya bertahan di etapa awal,” ujarnya.
Sebagai persiapan, Jeje melakoni persiapan mengasah kemampuan menyetir hingga teknis di kawasan berpasir di Parangtritis, Yogyakarta menggunakan Toyota Fortuner. Pada 7 September, latihan di Maroko di Gurun Sahara sebagai simulasi reli dakar menggunakan Land Cruiser.
Dia menuturkan mengendarai mobil di pasir bukanlah sesuatu yang biasa dilakukan di negara tropis, seperti Indonesia. Pengalaman minim dan rasa takut menjadi kombinasi yang menghantui.
"Masih ada lagi tantangan berupa jarak tempuh yang panjang, menggunakan mobil setir kiri yang lagi-lagi, bukan sesuatu hal umum untuk orang Indonesia. Tapi tantangan tersebut alhamdulillah tertutupi dengan rasa ingin belajar, rasa ingin mencapai mimpi, doa keluarga, dan support dari teman-teman semua," katanya.
Editor: Dani M Dahwilani