Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Cara Melihat Angsuran Motor, Tak Perlu Repot ke Leasing atau ATM Ini Paling Praktis
Advertisement . Scroll to see content

Mau Kredit Motor, Perhatikan Ini Agar Tidak Jadi Beban

Minggu, 25 Maret 2018 - 17:07:00 WIB
Mau Kredit Motor, Perhatikan Ini Agar Tidak Jadi Beban
Jangan salah hitung saat kredit motor, bisa-bisa cicilan kendaraan akan menjadi beban bagi Anda. (Foto: Ilustrasi/Dok.AHM)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sepeda motor saat ini menjadi kendaraan yang dibutuhkan setiap keluarga. Selain harganya relatif lebih terjangkau, motor lebih praktis untuk digunakan beraktivitas di tengah kemecetan atau tempat tinggal yang tidak terlayani angkutan umum.

Persoalannya, bagaimana bila keuangan Anda terbatas? Sementara kebutuhan akan kendaraan mendesak. Untuk menabung, membutuhkan waktu cukup lama. Solusinya adalah membeli dengan cara kredit.

Namun ingat jangan salah hitung saat mengkredit motor. Bisa-bisa cicilan motor akan menjadi beban bagi Anda, seiring banyaknya kebutuhan keluarga.

Bagaimana hitungan ideal untuk kredit motor? "Standar ideal untuk cicilan sepeda motor adalah 2/3 dari penghasilan yang didapat," ujar Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli saat diwawancarai iNews.id.

Dia menerangkan, bagi konsumen yang sudah memutuskan mengambil sepeda motor, perlu menghitung dengan seksama agar tidak terjadi pengurangan biaya lain yang sudah rutin dikeluarkan.

"Pasti kita akan selalu memberikan pengetahuan kepada konsumen misalkan, gaji Rp5 juta, berarti 1/3 dari standar minimal dari Rp5 juta itu, kalau idealnya kan 2/3," kata Hafid.

Kalau sudah mendapatkan hitungan yang tepat, maka langkah selanjutnya adalah memilih besaran down payment (DP) atau uang muka, serta tenornya alias jangka waktu cicilan kredit.

Karena besaran uang muka sangat memengaruhi angsuran per bulan. Misalnya dengan uang muka 20 persen lihat lagi angsurannya. Jangan yang gaji Rp5 juta tadi ambil tenornya setahun, itu enggak akan masuk hitungan.

“Yang ada malah jadi beban karena terlalu berat dan sebaiknya dilihat lagi tenor mana yang cocok," ucapnya.

Melalui mekanisme survei yang dilakukan perusahaan pembiayaan, maka bisa dilihat uang muka dan tenor mana yang pas untuk pemasukan kostumer.

"Sebagai perusahaan pembiayaan jelas tidak ingin mau membebani konsumen. Perusahaan ingin jadi solusi pembiayaan sehingga konsumen bisa bayar angsuran tanpa membebani," pungkas Hafid.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut